Kelumpuhan saraf wajah adalah kelumpuhan area wajah yang dipersarafi oleh saraf wajah, yang juga dapat disebut sebagai saraf kranial ketujuh. Saraf khusus ini melewati jalan panjang di wajah, dan banyak area wajah yang berbeda dapat terlibat. Selain dikaitkan dengan kelumpuhan di wajah, kelumpuhan saraf wajah juga dapat menyebabkan masalah pada rasa, pendengaran, dan penglihatan. Ada sejumlah kemungkinan penyebab kondisi ini.
Gejala kelumpuhan saraf wajah bervariasi, tergantung pada area saraf mana yang terlibat. Perubahan ekspresi wajah sering terjadi, dengan orang yang mengalami kesulitan tersenyum dan membuat ekspresi lain di sisi wajah yang terlibat. Indera perasa mungkin terganggu, dan pasien mungkin mengalami penurunan produksi air liur. Kepekaan terhadap kebisingan adalah tanda lain, seperti kekeringan di salah satu mata.
Penting untuk membedakan antara kelumpuhan dan paresis. Kelumpuhan saraf wajah membutuhkan kerusakan saraf yang sangat lengkap sehingga gerakan tidak mungkin dilakukan. Paresis saraf wajah melibatkan kerusakan yang melemahkan wajah, tetapi tidak melumpuhkannya. Pasien juga dapat mengalami gejala seperti kedutan yang tidak terkendali dan tics lainnya di wajah akibat kerusakan pada saraf wajah. Bell’s palsy mungkin merupakan bentuk kelumpuhan saraf wajah yang paling terkenal (dan umum).
Beberapa penyebab kelumpuhan saraf wajah termasuk trauma pada saraf kranial ketujuh, yang mungkin terjadi akibat operasi, pukulan, atau kecelakaan, serta tumor yang menimpa saraf, penyakit menular tertentu, dan kondisi bawaan. Jika kelumpuhan bawaan, itu akan didiagnosis segera setelah lahir ketika bayi dievaluasi oleh dokter anak.
Seorang dokter dapat melakukan sejumlah tes untuk menilai pasien untuk kelumpuhan saraf wajah. Tes ini dapat mencakup tes rasa dan pendengaran, pengujian produksi air liur, dan tes listrik pada saraf wajah untuk melihat apakah mereka dapat melakukan sinyal listrik. Pengujian juga dapat mencakup tes keseimbangan dan tes lain untuk menilai fungsi neurologis.
Kelumpuhan saraf wajah dapat disertai dengan komplikasi serius. Ulserasi kornea dapat terjadi sebagai akibat dari berkurangnya produksi air mata, misalnya, dan pasien mungkin mengalami kesulitan menelan atau mengalami penurunan kualitas hidup karena gangguan pengecapan. Perawatan untuk kondisi ini difokuskan pada kompensasi untuk masalah yang disebabkan oleh kelumpuhan, seperti menggunakan air mata buatan untuk menjaga mata tetap terlumasi. Jika penyebabnya dapat diobati, seperti halnya tumor, itu juga akan diatasi, semoga kelumpuhan dapat teratasi.