Kelumpuhan pseudobulbar adalah kondisi motorik yang juga dapat disebut sebagai kelumpuhan pseudobulbar. Ini umumnya merupakan hasil dari kondisi sistem saraf lain yang mendasarinya dan dapat menyebabkan sejumlah komplikasi fisik dan emosional. Individu yang terkena kelumpuhan pseudobulbar menunjukkan bicara lambat dan dan sering mengalami kesulitan menelan atau mengunyah. Otot-otot wajah yang melemah sering kali membuat orang tersebut tampak tanpa ekspresi atau tanpa emosi juga. Kondisi ini juga dapat menyebabkan individu mengalami ketidakstabilan emosional, yang mengakibatkan tangisan atau tawa yang tidak terkendali atau tiba-tiba.
Jenis kelumpuhan ini dapat menjadi hasil dari sejumlah besar kondisi yang mendasari sistem saraf. Penyebab kelumpuhan pseudobulbar termasuk masalah vaskular, seperti infark hemisfer bilateral dan sindrom CADASIL. Gangguan degeneratif, tumor batang otak, dan penyakit Parkinson juga dapat menyebabkan kelumpuhan pseudobulbar. Kemungkinan penyebab lainnya termasuk jenis kelumpuhan lainnya, seperti kelumpuhan supranuklear progresif, dan beberapa penyakit inflamasi, seperti multiple sclerosis. Ketika ini atau kondisi neurologis dan sistem saraf lainnya hadir, degenerasi neuron motorik dapat terjadi, mengakibatkan kelumpuhan pseudobulbar.
Individu dengan kelumpuhan pseudobulbar mungkin menunjukkan ledakan emosi yang canggung atau tidak pantas. Kondisi tersebut, misalnya, dapat menyebabkan seseorang tertawa terbahak-bahak karena sesuatu yang menurut orang lain tidak lucu atau menangis tak terkendali dalam situasi yang umumnya dianggap hanya cukup menyedihkan. Pasien yang menderita kondisi ini akan sering mengalami kesulitan melakukan aktivitas yang menggunakan otot kepala dan leher juga. Gejala lain mungkin termasuk bicara cadel, rahang tersentak, lidah kaku dan kejang, dan refleks muntah yang tidak ada atau berlebihan.
Konsekuensi sosial dari kondisi ini dapat mengakibatkan depresi dan penarikan diri yang ekstrem. Kegiatan sehari-hari, bersosialisasi, dan mengejar karir profesional semuanya mungkin terpengaruh. Individu yang mengalami depresi berat juga dapat mengabaikan kesehatan secara keseluruhan dan praktik kebersihan sehari-hari. Dalam kasus ini, konseling atau obat-obatan tertentu mungkin bisa membantu. Obat-obatan yang mungkin diresepkan untuk mengobati gejala emosional dari kondisi ini termasuk amantadine, fluoxetine, levodopa, dan amitriptyline.
Kelumpuhan pseudobulbar adalah kondisi degeneratif progresif yang tidak ada obatnya. Individu yang menderita itu biasanya hanya akan memburuk dari waktu ke waktu. Aktivitas seperti mengunyah, menelan, dan berbicara secara bertahap akan menjadi lebih sulit. Paling sering, gejalanya akan berkembang dan berkembang selama beberapa tahun, akhirnya menyebabkan kelumpuhan dan kecacatan total. Setelah pasien menjadi cacat, risiko aspirasi atau tersedak meningkat, mungkin mengakibatkan penyakit parah atau kematian.