Kelenjar apokrin terletak di kulit, payudara, kelopak mata, dan telinga. Mereka adalah jenis kelenjar eksokrin, yang merupakan kelenjar yang mengeluarkan hormon ke dalam saluran. Mitra kelenjar eksokrin adalah kelenjar endokrin yang mengeluarkan hormon mereka langsung ke dalam aliran darah. Kelenjar endokrin tertentu juga melepaskan hormon yang disebut pankrin yang hanya mempengaruhi sel yang ditargetkan secara khusus yang sangat dekat dengan tempat pelepasannya. Contoh kelenjar endokrin adalah kelenjar pituitari, pankreas, kelenjar adrenal, ovarium, dan testis.
Kelenjar apokrin yang dimodifikasi yang terletak di payudara wanita adalah kelenjar susu yang memproduksi susu. Tambahan, kelenjar khusus yang terletak di areola payudara bertanggung jawab untuk mengeluarkan tetesan lemak ke dalam ASI. Kelenjar yang dimodifikasi terletak di telinga dan membantu pembentukan serumen, lebih dikenal sebagai kotoran telinga. Di kulit dan kelopak mata, kelenjar apokrin adalah kelenjar keringat. Konsentrasi tertinggi kelenjar keringat apokrin terletak di ketiak dan selangkangan, dan di areola — kulit yang lebih gelap di sekitar puting payudara — baik pada pria maupun wanita.
Sementara sebagian besar keringat sebenarnya diproduksi oleh kelenjar keringat sederhana yang disebut kelenjar ekrin, kelenjar apokrin di kulit bertindak terutama sebagai kelenjar aroma. Kelenjar ini jauh lebih besar, tertanam lebih dalam di kulit, dan menghasilkan sekresi yang jauh lebih tebal daripada kelenjar ekrin. Alih-alih mendinginkan tubuh, fungsi utama kelenjar keringat apokrin adalah menghasilkan aroma seksual yang individual seperti sidik jari. Kelenjar-kelenjar ini menjadi aktif setelah pubertas dan memainkan peran penting dalam ketertarikan seksual.
Aroma hormon seks, yang disebut feromon, memungkinkan komunikasi dengan anggota spesies lain melalui indera penciuman, atau indra penciuman. Salah satu hasil dari komunikasi yang diam dan berbasis aroma ini adalah gairah seksual. Bahkan jika manusia tidak menyadari hal itu terjadi, telah terbukti secara ilmiah lagi dan lagi bahwa feromon ini memang mempengaruhi kebiasaan kawin kita.
Aroma yang dihasilkan oleh kelenjar apokrin tidak sama dengan bau badan yang tidak sedap yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang tumbuh di bagian kulit yang lembab. Mikroorganisme ini menciptakan bau badan dengan mencerna sebum, zat berminyak yang dikeluarkan oleh kelenjar sebaceous di kulit mamalia. Adanya air, dalam bentuk keringat dari kelenjar keringat ekrin (sederhana), membantu proses ini. Kelenjar ekrin diaktifkan oleh panas, menjelaskan mengapa kita berkeringat lebih banyak saat suhu lingkungan meningkat. Kelenjar apokrin bereaksi terhadap stres dan aktivitas seksual, dan merespons dengan memproduksi keringat dengan karakteristik pribadi — tetapi bukan bau yang tidak menyenangkan.