Apa itu Kehamilan Remaja?

Kehamilan remaja, kadang-kadang disebut kehamilan remaja, biasanya dianggap sebagai kehamilan pada wanita di bawah usia 19 tahun. Lebih umum, kehamilan remaja adalah istilah yang digunakan untuk kehamilan pada usia ketika kehamilan dianggap tidak pantas karena wanita muda. Dalam beberapa budaya, dianggap tepat bagi seorang wanita berusia 18 tahun untuk hamil, di mana situasinya biasanya tidak dianggap sebagai kehamilan remaja meskipun wanita tersebut masih dalam usia remaja. Masalah yang dihadapi baik oleh remaja hamil maupun anaknya hampir selalu bersifat sosial, bukan fisik, asalkan ibu sehat dan tubuhnya dapat menopang persalinan.

Gejala kehamilan remaja sama dengan kehamilan lainnya dan mungkin termasuk menstruasi yang terlewat, mual, dan perubahan berat badan. Beberapa remaja tidak memahami atau mengenali tanda-tanda kehamilan atau mungkin berusaha menyembunyikan tanda-tanda ini dari orang lain. Demi kesehatan anak, penting bagi remaja hamil untuk mencari pertolongan medis. Apakah janin digugurkan atau tidak, remaja hampir pasti membutuhkan bantuan medis ketika menghadapi kehamilan.

Anak-anak yang lahir dari kehamilan remaja lebih mungkin mengalami masalah sosial seperti masuk penjara, menggunakan narkoba, atau menjadi orang tua remaja. Bayi yang lahir dari remaja memang sering mengalami masalah fisik, namun hal ini sering terjadi karena perilaku ibu yang sembrono. Berat badan lahir rendah juga umum terjadi pada bayi yang lahir dari remaja. Seorang anak yang lahir dari orang tua remaja lebih mungkin meninggal dalam satu tahun kehidupan daripada anak yang lahir dari orang tua dewasa, tetapi ini tidak selalu karena kesehatan.

Remaja yang hamil tidak serta merta mengalami efek sosial atau fisik yang negatif sebagai akibat dari kehamilan tersebut, tetapi kehamilan pada remaja sangat berkorelasi dengan kualitas negatif tersebut. Misalnya, ibu remaja sering tidak tamat sekolah menengah dan mengandalkan dana yang disediakan orang lain untuk hidup. Mereka juga sering memiliki anak kedua dalam usia remaja. Banyak ibu remaja menggunakan narkoba, terlibat dalam perilaku berisiko, atau masuk penjara. Remaja yang hamil tetapi tidak melanjutkan kehamilan mungkin tidak mengalami masalah ini, tetapi mereka mungkin mengalami depresi karena trauma aborsi.

Banyak orang menganggap pendidikan tentang seks dan kontrasepsi sebagai cara terbaik untuk mencegah kehamilan remaja. Memahami cara menggunakan kontrasepsi, mengetahui tentang konsekuensi potensial dari berhubungan seks, dan memiliki kepercayaan diri untuk menolak interaksi seksual yang tidak diinginkan, semuanya dapat membantu mencegah kehamilan. Pendidikan seksual, jika diajarkan secara efektif, dapat memberikan manfaat ini. Di sisi lain, satu-satunya cara pasti untuk mencegah kehamilan adalah dengan berlatih pantang dan menahan diri dari seks sama sekali. Bagaimanapun, pengawasan orang dewasa dan komunikasi orang tua dapat membantu mencegah remaja hamil dengan memberikan teladan yang baik.