Kedokteran ortopedi adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari fungsi sistem muskuloskeletal. Spesialis di bidang ini akrab dengan kondisi yang mempengaruhi tulang, sendi, tendon, ligamen, dan otot, dan mereka dapat menggunakan berbagai macam teknik untuk mengatasi kondisi ini. Banyak praktisi ortopedi adalah ahli bedah ortopedi, meskipun mereka mungkin tidak selalu menggunakan operasi dalam semua kasus, sementara yang lain memilih untuk mengkhususkan diri dalam intervensi non-bedah termasuk pengobatan pencegahan.
Pada dasarnya, kedokteran ortopedi itu seperti obat bagian yang bergerak. Di bidang pencegahan, ortopedi berfokus pada mengajar orang bagaimana bergerak dengan aman dan benar. Atlet, pekerja keras, dan orang lain yang melakukan ketegangan tubuh secara teratur sering kali memanfaatkan dokter ortopedi untuk mencegah cedera serius saat bekerja. Tindakan pencegahan dapat berkisar dari peregangan khusus hingga penggunaan kawat gigi dan penyangga lain yang dirancang untuk mencegah cedera.
Ketika cedera muncul, spesialis ortopedi dapat memutuskan pengobatan terbaik. Cedera dapat berkisar dari trauma yang menyebabkan ligamen robek dan patah tulang hingga penyakit degeneratif yang menyebabkan peradangan sendi. Obat-obatan, terapi fisik, kawat gigi korektif, traksi, dan operasi semuanya dapat digunakan untuk mengatasi kondisi medis tertentu. Bedah ortopedi telah berkembang cukup maju, termasuk segala sesuatu mulai dari memasang dan menjepit tulang yang patah hingga mengganti sendi secara total seperti lutut.
Tujuan dari sebagian besar praktisi ortopedi adalah untuk menjaga pasien mereka tetap sehat, dengan sistem muskuloskeletal yang sehat. Pengobatan pencegahan adalah bagian besar dari beberapa praktik, karena cedera ortopedi dapat menyebabkan masalah kronis, dan lebih baik untuk menghindarinya, jika memungkinkan. Program perawatan biasanya mencakup terapi fisik jangka panjang dan pelatihan ulang untuk mencegah terulangnya cedera, bersama dengan pemeriksaan rutin untuk memastikan bahwa lokasi cedera sembuh dengan benar. Ini sangat penting dalam kasus cedera ortopedi degeneratif, yang perlu dipantau secara ketat untuk tanda-tanda awal kekambuhan.
Untuk menjadi seorang dokter ortopedi, seseorang harus menghadiri sekolah kedokteran dan beberapa tahun residensi. Biasanya, residensi dalam kedokteran ortopedi berlangsung selama empat tahun, dan seorang dokter dapat memilih untuk mengikuti pelatihan tambahan dan akhirnya sertifikasi dalam subspesialisasi seperti kedokteran olahraga jika dia menginginkannya. Beberapa praktisi kedokteran ortopedi lebih tertarik pada pengobatan alternatif, dalam hal ini mereka dapat mengejar sertifikasi dalam chiropraktik, pijat, dan disiplin ilmu lain yang dirancang untuk merawat sistem muskuloskeletal. Praktisi ini bukan dokter, tetapi mereka dapat memberikan perawatan yang berharga, terutama jika mereka bekerja dengan dokter.