Apa itu Kedokteran Forensik?

Cabang ilmu kedokteran yang dikenal sebagai kedokteran forensik didedikasikan untuk memastikan fakta medis yang relevan dengan kasus hukum, terutama yang melibatkan kejahatan. Ketika penyebab kematian tampak mencurigakan, dokter kedokteran forensik dapat melakukan tes toksikologi dan pemeriksaan post-mortem untuk menentukan penyebab pasti kematian. Pakar medis forensik sangat membantu dalam memberikan bukti dalam persidangan pidana.

Kedokteran forensik tidak terbatas pada pemeriksaan post-mortem dan laporan otopsi. Dalam keadaan tertentu, banyak pasien yang memasuki ruang gawat darurat rumah sakit dilihat oleh ahli medis forensik. Beberapa dari kasus ini melibatkan pasien yang mungkin telah dilecehkan secara fisik atau dilecehkan secara seksual. Dalam kasus seperti itu, ahli forensik dapat mengumpulkan bukti yang diperlukan untuk mendukung kasus hukum, seperti sampel darah, jaringan, atau air mani. Demikian pula, kedokteran forensik pediatrik sering menangani kasus pelecehan anak.

Seorang dokter kedokteran forensik biasanya memiliki pelatihan khusus baik dalam patologi anatomi atau klinis. Dalam patologi forensik, ahli patologi akan menentukan penyebab kematian pada kasus yang mencurigakan. Seorang ahli patologi klinis akan memberikan bukti yang diambil dari darah, urin, jaringan, atau sampel lain yang telah dianalisis di laboratorium. Ahli patologi anatomi memeriksa tubuh untuk menyelidiki cedera yang mungkin terkait dengan kematian yang tidak wajar.

Untuk memberikan bukti bagi sistem peradilan, seorang dokter kedokteran forensik juga dapat hadir di TKP. Dia dapat memeriksa posisi tubuh, meskipun sampel rambut dan darah dapat dikumpulkan oleh petugas polisi yang terlatih khusus. Namun, ahli forensik tidak selalu dipanggil ke tempat kejadian, dan ini dapat bervariasi menurut lokasi dan yurisdiksi.

Berbagai karir dalam kedokteran forensik termasuk konsultan forensik dan teknisi laboratorium forensik. Konsultan forensik dapat bekerja dengan pengacara dalam memberikan bukti yang diperlukan untuk hukuman pidana. Teknisi laboratorium forensik melakukan tes toksikologi dan dapat menyerahkan temuannya kepada kepala pemeriksa medis. Dia juga dapat melakukan tes poligraf untuk tersangka dalam persidangan pidana atau perdata.

Mereka yang terlibat dalam kedokteran forensik harus memiliki pendidikan formal dalam ilmu kedokteran. Dalam banyak kasus, ahli forensik juga akan menyelesaikan residensi patologi, serta kursus pasca sarjana. Kursus kimia, serta kursus hukum dan pemerintahan, mungkin berguna untuk mempelajari dasar-dasar forensik. Gelar online juga dimungkinkan jika mengejar karir di bidang kedokteran forensik.