Apa itu Kecerdasan Emosional (EQ)?

Kecerdasan emosional (EQ), juga disebut kecerdasan emosional, adalah ukuran kemampuan seseorang untuk memantau emosinya, untuk mengatasi tekanan dan tuntutan, dan untuk mengendalikan pikiran dan tindakannya. Kemampuan menilai dan mempengaruhi situasi dan hubungan dengan orang lain juga berperan dalam kecerdasan emosional. Pengukuran ini dimaksudkan sebagai alat yang mirip dengan intelligence quotient (IQ), yaitu ukuran kecerdasan seseorang. Ada banyak perdebatan seputar legitimasi EQ, bagaimanapun, terutama karena tidak ada standar pengukuran.

Sejarah

Meskipun penelitian tentang konsep ini telah dilakukan setidaknya sejak tahun 1800-an, istilah “kecerdasan emosional” dan “kecerdasan emosional” tidak menjadi populer sampai tahun 1980-an, ketika psikolog Peter Salovey dari Yale dan John Mayer dari Universitas New Hampshire mulai melakukan penelitian. penelitian ke dalamnya. Konsep ini selanjutnya dipopulerkan oleh Daniel Goleman, psikolog terhormat lainnya yang menulis banyak buku tentang masalah ini dan menjabat sebagai ketua bersama The Consortium for Research on Emotional Intelligence in Organizations. Meskipun ini dan banyak ahli psikologi lainnya melihat pengukuran kecerdasan emosional sebagai studi ilmiah yang berharga tentang perilaku dan hubungan sosial, ilmu di balik pengukuran ini sering dipertanyakan.

Pengukuran

EQ seseorang dapat diukur menggunakan salah satu dari berbagai penilaian, termasuk yang dikembangkan oleh Salovey dan Mayer. Beberapa penilaian menggunakan tanggapan yang diberikan sendiri, dan yang lain didasarkan pada tanggapan yang diberikan oleh rekan kerja. Meskipun satu tes mungkin memberikan beberapa wawasan tentang kepribadian dan susunan psikologis seseorang, menemukan nilai sebenarnya dari EQ dan hubungannya dengan serta dampaknya pada kehidupan seseorang mungkin membutuhkan waktu bertahun-tahun dan banyak penelitian.

penggunaan

Pengukuran kecerdasan emosional seseorang digunakan di banyak tempat. Idenya sangat populer di dunia korporat, di mana banyak bisnis menggunakan tes EQ untuk membantu karyawan mereka menentukan dan mengukur respons emosional mereka terhadap berbagai situasi. Kebanyakan tes semacam itu diberikan dengan gagasan bahwa faktor ini dapat dimodifikasi atau ditingkatkan, tetapi ada perselisihan tentang apakah kecerdasan emosional seseorang adalah sesuatu yang dia miliki sejak lahir atau jika itu dapat diubah.

Aplikasi

Studi telah dilakukan tentang kemungkinan cara bahwa EQ tinggi atau rendah dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk tampil di bawah tekanan, menyelesaikan konflik, dan mengatasi tantangan. Misalnya, seseorang yang memiliki EQ rendah mungkin kurang percaya diri dan pesimis, yang keduanya dapat mempengaruhi kinerjanya saat melakukan tugas tertentu. Orang-orang yang bukan pendukung konsep percaya bahwa hal-hal seperti kepercayaan diri, harga diri dan sikap hanyalah masalah kepribadian, yang tidak dapat diukur atau dimodifikasi. Studi lain telah menghubungkan pengukuran ini dengan keterampilan komunikasi dan keterampilan sosial lainnya yang tidak dimiliki atau dimiliki orang.