Apa itu Kebijakan Insentif?

Kebijakan insentif adalah sistem apa pun yang diadopsi untuk memotivasi perilaku orang. Ketika diterapkan dalam konteks bisnis, itu adalah penggunaan strategi penghargaan oleh perusahaan untuk memotivasi karyawan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang biasanya bermanfaat bagi perusahaan. Perusahaan juga dapat mengadopsi strategi motivasi untuk menarik pelanggan, tetapi program tersebut sering disebut program loyalitas untuk membedakannya dari kebijakan insentif bagi karyawan.

Insentif dapat mengambil hampir semua bentuk. Penilaian yang relevan dalam merancang kebijakan insentif bagi karyawan adalah jenis motivator apa yang akan mendorong atau menghargai perilaku tanpa mendorong kebiasaan buruk. Mendorong perilaku dengan memberikan insentif dapat memiliki efek negatif dalam menciptakan respons yang mengajarkan karyawan untuk tidak melakukan pekerjaan terbaik mereka kecuali mereka diberi insentif. Dalam hal ini, sebuah perusahaan akan memiliki tenaga kerja yang tidak senang dengan gaji pokoknya dan cenderung melampaui parameter ketat deskripsi pekerjaan hanya jika diberi kompensasi yang luar biasa. Perusahaan kemudian terjebak dalam siklus yang pada akhirnya membatasi kemampuan perusahaan dalam memaksimalkan sumber daya manusianya.

Tiga kategori umum insentif dalam konteks ketenagakerjaan adalah insentif finansial, insentif berbasis pengakuan, dan penghargaan khusus. Insentif finansial menghargai kinerja kerja dengan keuntungan finansial, seperti bonus akhir tahun atau opsi saham. Insentif berbasis pengakuan menggantikan paradigma bayar untuk kinerja dengan paradigma yang didasarkan pada faktor prestise, seperti program karyawan terbaik atau tempat parkir khusus. Penghargaan khusus cenderung terjadi secara ad hoc, bukan berdasarkan jadwal yang tepat atau program yang diumumkan, dan mengakibatkan karyawan menerima sesuatu yang unik, seperti tiket pertandingan bola atau penggunaan properti liburan perusahaan.

Tidak semua insentif dirancang untuk menguntungkan perusahaan. Perusahaan juga dapat merancang kebijakan insentif untuk mencapai hasil selain peningkatan produktivitas kerja. Beberapa perusahaan membuat tujuan untuk mendorong karyawan mereka untuk mengadopsi perilaku yang lebih sehat atau menjadi sukarelawan melalui program keterlibatan masyarakat perusahaan. Untuk mendorong pekerja melakukan perubahan gaya hidup semacam ini, perusahaan mungkin menawarkan segala jenis insentif khusus.

Jika sebuah perusahaan memiliki departemen sumber daya manusia, biasanya bertanggung jawab untuk merancang dan mengelola kebijakan insentif perusahaan, kecuali jika insentif tersebut bersifat finansial dan terikat secara ketat dengan barometer finansial, seperti penjualan. Merancang insentif secara kreatif dapat membuat perbedaan antara tenaga kerja yang bahagia dan terlibat dan yang tidak terlibat. Namun, kebijakan insentif selalu tunduk pada analisis biaya-manfaat, baik dalam hasil spesifik yang diperoleh maupun jenis suasana kerja yang didorong sebagai akibat dari ketersediaannya.