Seringkali hanya disebut superlatif, kata sifat superlatif menyatakan ekstrem dalam perbandingan. Banyak superlatif menambahkan “est” ke akhir kata sifat, kadang-kadang mengubah ejaan interior juga. Beberapa superlatif, bagaimanapun, dibentuk dengan menambahkan kata “paling” dan membuat frase kata sifat. Kata sifat superlatif biasanya menunjukkan bagian atas, tetapi kadang-kadang bagian bawah, ekstrim dari perbandingan yang melibatkan tiga kata benda atau lebih. Jika obyek-obyek pembanding yang spesifik tidak dinyatakan secara eksplisit, maka adjektiva superlatif dianggap sebagai ekstrem atas untuk setiap obyek dalam kategori umum perbandingan.
Seperti kata sifat lainnya, kata sifat superlatif menggambarkan kata benda, tetapi mereka melakukannya dalam konteks komparatif. Misalnya, dalam kalimat, “Mobil itu adalah yang tercepat yang pernah saya kendarai,” kata “tercepat” adalah kata sifat superlatif. Ini menunjukkan perbandingan antara mobil yang disebutkan dan mobil lain yang dikendarai pembicara.
Meskipun banyak superlatif dibuat dengan menambahkan “est” ke akhir kata sifat, ada aturan tata bahasa yang ketat yang mengatur ejaannya. Kata-kata yang diakhiri dengan vokal pendek kemudian konsonan, seperti “besar”, menggandakan konstanta akhirnya sebelum menerapkan akhiran: “terbesar.” Perubahan ini diperlukan untuk mempertahankan bunyi “i” pendek dari vokal dalam kata aslinya karena penambahan vokal lain langsung setelah “g” akan mengubah “i” menjadi bunyi yang panjang. Beberapa kata sifat memiliki ejaan yang sangat berbeda dalam bentuk superlatifnya dan hanya perlu diingat. Misalnya, superlatif untuk “baik” adalah “terbaik”, sedangkan superlatif untuk “jauh” adalah “terjauh” dan “buruk” adalah “terburuk”.
Selain itu, kata-kata yang terdiri dari dua suku kata atau lebih dan diakhiri dengan “y” memerlukan perubahan ejaan dari “y” menjadi “i” sebelum akhiran dapat ditambahkan. Misalnya, “lucu” menjadi “paling lucu.” Namun, jika kata bersuku kata banyak tidak diakhiri dengan “y”, tidak ada perubahan ejaan dan frasa “paling banyak” ditambahkan di awal. Misalnya, “menghibur” berubah menjadi “paling lucu”. Salah satu kesalahan paling umum di antara penutur bahasa Inggris adalah membingungkan kata sifat mana yang memerlukan akhiran versus frasa awal atau menggunakan keduanya dengan satu kata sifat: “paling lucu.”
Dalam penulisan formal dan akademis, kata sifat superlatif hanya boleh digunakan ketika membandingkan item faktual tertentu. Menggunakan kata sifat superlatif secara umum melemahkan argumen dalam retorika formal. Misalnya, dalam kalimat “itu adalah buku terbaik”, pernyataan tersebut menyiratkan bahwa buku tersebut adalah yang terbaik dari semua buku yang pernah dibuat. Karena penulis tidak dapat mengetahui setiap buku dalam ciptaan, argumen tersebut tidak memiliki validitas.