Kata tidak masuk akal adalah suku kata atau kelompok suku kata yang dapat diucapkan berdasarkan aturan fonetik suatu bahasa tetapi tidak menyampaikan makna kepada pembaca atau pendengar. Kata seperti “Keev”, misalnya, bukanlah kata yang sebenarnya dalam bahasa Inggris tetapi masih dapat diucapkan berdasarkan aturan fonetik bahasa Inggris. Kata-kata seperti itu muncul dalam berbagai konteks sastra tetapi umumnya hanya ada karena bunyi kata yang tidak masuk akal. “Keev”, misalnya, berima dengan “leave” dan dapat digunakan dalam puisi untuk alasan itu, terutama jika suara yang tidak berarti diperlukan untuk menggantikan kata apa pun yang memiliki arti sebenarnya.
Sastra dan puisi adalah salah satu konteks umum di mana kata yang tidak masuk akal dapat digunakan. Terkadang, seperti ketika mencari kata berima, seorang penulis mungkin menggunakan kata yang tidak masuk akal karena bunyi tertentu yang dihasilkannya. Dalam sajak, seorang penulis juga dapat memilih untuk menggunakan kata dengan suku kata tertekan atau tidak tertekan berdasarkan meteran puisi. Kata-kata seperti itu terkadang digunakan untuk menciptakan humor dalam sastra juga.
Seiring waktu, kata yang tidak masuk akal dapat menjadi bermakna karena digunakan untuk tujuan tertentu hingga diterima dalam leksikon bahasa. Dalam kasus lain, menganggap makna kata yang tidak masuk akal mungkin merupakan tindakan yang sepenuhnya disengaja dan direncanakan. Ini dapat, misalnya, terjadi ketika penemuan ilmiah dibuat dan membutuhkan nama.
Dalam beberapa kasus, satu atau lebih kata yang tidak masuk akal diberi makna tertentu atau digunakan untuk tujuan tertentu tanpa menjadi bagian dari leksikon bahasa tersebut. Kata-kata yang digunakan dengan cara ini dikenal sebagai “kata-kata nonce.” Kata-kata seperti itu, pada umumnya, hanya digunakan sekali dan dalam satu konteks, seperti dalam buku atau puisi tertentu oleh seorang penulis. Penggunaan satu kata pada umumnya tidak cukup untuk membuat kata tersebut mendapat tempat dalam kamus bahasa.
Individu dengan afasia, gangguan akibat kerusakan pada bagian bahasa otak, kadang-kadang mencampur kata-kata yang tidak masuk akal atau kata-kata yang tidak masuk akal dengan ucapan mereka. Ini terjadi secara khusus pada afasia ekspresif, yang memengaruhi cara seseorang berkomunikasi. Kata-kata tidak masuk akal ini terkadang bercampur dengan kata-kata nyata dalam semacam “salad kata” yang tidak mengandung makna keseluruhan yang nyata. Bergantung pada jenis afasia yang dimiliki pasien, ia mungkin atau mungkin tidak dapat memahami bahasa lisan dan tulisan.