Timus adalah organ kecil berbentuk tidak beraturan yang terletak di dada bagian atas, tepat di belakang tulang dada. Sebuah komponen penting dari sistem kekebalan, timus bertanggung jawab untuk produksi dan pengembangan limfosit T, juga dikenal sebagai sel T, sejenis sel darah putih yang membantu melindungi tubuh dari berbagai infeksi, termasuk yang disebabkan oleh jamur dan virus. Karsinoma timus, juga dikenal sebagai timoma tipe C, adalah kanker timus yang paling berbahaya. Keganasan langka ini memiliki tingkat metastasis yang tinggi, sulit dipertahankan dalam remisi, dan memiliki prognosis keseluruhan yang buruk.
Karsinoma timus dan timoma lainnya adalah dua jenis utama tumor yang berasal dari sel epitel timus, yang terletak di permukaan timus dan membantu membentuk struktur dan bentuknya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menciptakan sistem yang dapat digunakan dokter untuk mengklasifikasikan thymoma atau karsinoma timus berdasarkan penampilan mikroskopisnya. Hal ini memungkinkan dokter untuk menetapkan huruf ke tumor untuk membantu mengidentifikasinya, mengembangkan rencana perawatan, dan merumuskan prognosis. Huruf-huruf ini berkisar dari A hingga C, dengan yang pertama sebagai yang paling ringan, dan yang terakhir membawa prognosis terburuk.
Karsinoma timus diklasifikasikan sebagai Tipe C, karena biasanya terdiri dari sel-sel yang tumbuh cepat yang menunjukkan kelainan paling banyak bila dilihat di bawah mikroskop. Pada saat diagnosis, karsinoma timus biasanya telah bermetastasis, yang berarti telah menyebar ke bagian lain dari tubuh. Hal ini dapat membuat perumusan rencana perawatan menjadi lebih menantang. Operasi pengangkatan tumor biasanya merupakan terapi lini pertama. Tergantung pada stadium kanker saat diagnosis, kemoterapi, terapi hormon, dan radiasi juga dapat diresepkan. Tingkat kelangsungan hidup 10 tahun untuk pasien yang didiagnosis dengan karsinoma timus adalah sekitar 28%.
Karsinoma timus sering tidak diketahui sampai tumor mulai menekan tenggorokan pasien. Ini juga dapat menghasilkan hormon yang sering menimbulkan gejala. Ini mungkin termasuk batuk terus-menerus, asma, pembengkakan wajah, diare, kulit merah dan hangat, dan nyeri dada. Beberapa pasien mungkin tidak memiliki gejala kanker sama sekali. Dalam kasus ini, tumor mungkin merupakan temuan kebetulan pada rontgen dada rutin.
Kanker timus jarang terjadi, hanya mewakili sekitar 1.5% dari semua kasus kanker. Pasien yang paling mungkin didiagnosis dengan karsinoma timus adalah pria berusia antara 40 dan 60 tahun. Penyebab kanker jenis ini tidak diketahui.