Apa itu Karsinoma Serviks?

Karsinoma serviks mengacu pada keganasan atau kanker yang berkembang di epitel serviks. Epitel adalah lapisan seluler yang menutupi saluran serviks. Sel epitel memiliki tiga bentuk dasar: skuamosa, kuboid dan kolumnar. Umumnya, sel skuamosa adalah sel bersisik dan datar di mana sebagian besar karsinoma serviks muncul. Selain itu, sel kolumnar biasanya merupakan tempat munculnya kanker yang dikenal sebagai adenokarsinoma serviks.

Jarang, karsinoma serviks dapat berasal dari sel-sel yang terdiri dari jaringan yang mendukung serviks. Umumnya, karsinoma serviks dimulai sebagai kondisi medis prakanker. Biasanya, dibutuhkan waktu bertahun-tahun sebelum sel prakanker berkembang menjadi karsinoma serviks. Paling sering, ketika perubahan prakanker muncul di lapisan serviks, mereka biasanya dikategorikan berdasarkan seberapa luas mereka telah mengubah jaringan itu sendiri dan seberapa parah perubahannya.

Neoplasia intraepitel serviks, atau CIN, umumnya dikategorikan sebagai CIN I, CIN II, atau CIN III. CIN I umumnya digunakan ketika hanya kelainan ringan yang ada di serviks, dan kondisi ini jarang, jika pernah, berkembang menjadi karsinoma serviks. CIN II biasanya mengacu pada saat sel atau lesi di serviks tampak lebih agresif. Terkadang, CIN II dapat berkembang menjadi kanker serviks jika tidak diobati. CIN III mengacu pada bentuk displasia yang paling parah, dan jika tidak diangkat melalui pembedahan, dapat berkembang menjadi kanker.

Biasanya, CIN III perlu diangkat melalui pembedahan, bukan hanya dirawat secara medis. Biasanya, jika jenis displasia serviks ini tidak dihilangkan melalui laser atau operasi konvensional, ada kemungkinan kuat bahwa hal itu dapat berkembang menjadi kanker serviks invasif. CIN III juga mengacu pada karsinoma in situ, yang merupakan bentuk karsinoma serviks non-invasif yang masih dalam tahap awal.

Umumnya, kanker serviks invasif terjadi ketika sel epitel ganas bermigrasi ke stroma, yang merupakan jaringan pendukung serviks. Seringkali, pada karsinoma serviks stadium akhir invasif, tumor dapat bermetastasis, atau menyebar. Metastasis dapat terjadi ke rahim, kandung kemih dan rektum. Untungnya, pap smear sederhana umumnya dapat mendeteksi sel-sel prakanker sebelum menjadi lebih agresif.

Pengobatan kanker serviks biasanya meliputi operasi laser, cryosurgery atau histerektomi total. Paling sering, jika pasien bukan kandidat bedah yang baik, terapi radiasi dapat digunakan sebagai alternatif yang efektif. Tergantung pada luasnya penyakit, histerektomi mungkin termasuk pengangkatan kedua indung telur dan saluran tuba. Pada kasus kanker serviks stadium lanjut, histerektomi juga dapat mencakup pengangkatan vagina dan kelenjar getah bening panggul.