Karpet Tibet adalah salah satu dari banyak kerajinan tradisional yang berasal dari kerajaan kuno Tibet. Negara ini meliputi petak besar tanah yang terdiri dari Himalaya dan Dataran Tinggi Tibet. Berbatasan dengan India, Nepal, Bhutan, Myanmar dan banyak provinsi Cina. Wilayah ini memiliki sejarah panjang, dimulai dengan budaya Zhang Zhung dan agama Bon, tetapi dikenal luas dengan agama Buddha dan Dalai Lama.
Apapun gayanya, permadani Tibet terbuat dari wol domba dataran tinggi yang dikenal secara lokal sebagai changpel. Produksi didasarkan pada tradisi yang diturunkan selama ribuan tahun. Tradisi ini sering didasarkan pada teknik tenun tangan dan simpul yang memanfaatkan bingkai kayu. Benang atau wol dilingkarkan di sekitar batang dan kemudian dipotong. Ini menghasilkan tumpukan yang lebih padat daripada banyak jenis karpet lainnya.
Basis manufaktur permadani Tibet pindah ke negara tetangga Nepal dan India pada 1950-an setelah China menginvasi Tibet. Sejak itu, sebagian besar permadani Tibet, meskipun masih dibuat dengan cara tradisional, diproduksi di Nepal. Jalan-jalan di Lhasa memiliki banyak toko permadani lokal yang melayani penduduk lokal dan turis. Permadani dimaksudkan sebagai karya seni serta barang fungsional. Karena sifatnya yang ditenun dengan tangan, mereka dianggap sebagai barang berkualitas tinggi dan mungkin mahal.
Teknologi modern telah memungkinkan desainer untuk mengirim email atau faks desain dari mana saja di dunia ke pabrik yang berbasis di Kathmandu. Desain yang digambar tangan atau komputer ini kemudian dapat diubah menjadi permadani baru. Ini memungkinkan pola permadani Tibet berubah, meskipun yang tradisional tetap populer.
Ada banyak kegunaan permadani Tibet. Karpet khaden dapat digunakan sebagai karpet tidur. Lainnya dapat digantung di dinding atau digunakan di lantai. Gaya permadani populer lainnya termasuk permadani harimau dan permadani wangden.
Karpet harimau tidak terbuat dari kulit harimau, meskipun dapat dibuat menyerupai mereka. Mereka terbuat dari changpel seperti semua permadani Tibet lainnya. Permadani seperti itu dapat dirancang agar terlihat realistis atau lebih abstrak. Karpet harimau diasosiasikan dengan meditasi tantra dan Buddha Lama. Banyak yang telah disumbangkan ke biara-biara Buddha sebagai hadiah.
Karpet wangden memiliki tenunan yang lebih longgar dan tumpukan yang lebih tebal daripada banyak jenis permadani Tibet lainnya. Pinggiran shaggy juga populer dengan gaya wangden. Tujuan yang dimaksudkan dari permadani wangden adalah untuk menjadi alas duduk atau karpet untuk para biksu di biara-biara. Mereka menjadi kurang populer di biara-biara dan biasanya dijual untuk keperluan rumah tangga atau turis.