Kamper adalah senyawa aromatik alami yang berasal dari kamper laurel sampai tahun 1920-an, ketika ahli kimia berhasil mensintesisnya. Bau khasnya sudah tidak asing lagi bagi banyak konsumen, karena telah digunakan secara tradisional dalam kapur barus dan beberapa persiapan medis untuk mengurangi rasa gatal. Ini juga digunakan dalam berbagai aplikasi lain, bersama dengan bahan kimia turunan tanaman serupa lainnya, termasuk pembuatan film, plastik, lak, dan beberapa bahan peledak. Keluarga senyawa tanaman yang dikenal sebagai terpenoid, dan termasuk aromatik lain seperti mentol dan citral.
Nama resmi untuk pohon salam kamper adalah Cinnamonum camphora, dan pohon-pohon besar ditemukan tersebar luas di Asia, Jepang, dan India. Saat dewasa, tanaman dapat mencapai ketinggian 50 hingga 100 kaki (15 hingga 30 meter), dan sering menyebar sehingga lebih lebar daripada tingginya. Pohon cemara ini tumbuh subur di lingkungan tropis, dan di beberapa bagian dunia, mereka dianggap sebagai spesies yang sangat invasif karena mereka tidak memiliki predator alami untuk menjaga pertumbuhannya, dan akan mencekik spesies asli. Untuk mengekstrak kapur barus, daun dan kulit pohon diproses melalui penyuling, menghasilkan senyawa kristal putih dengan rumus C10H16O.
Sebagian besar produk menggunakan kamper sintetis. Ini disintesis paling sering dari terpentin, senyawa tanaman aromatik lain dengan sifat serupa. Serangkaian reaksi kimia digunakan untuk membuat senyawa kamper, yang kemudian dikemas untuk dijual atau digunakan dalam pembuatan produk lain. Produk sampingan dari proses tersebut dapat digunakan untuk membuat bahan kimia bermanfaat lainnya. Sebagian besar pabrik yang membuat bentuk sintetis dari senyawa menangani terpenoid lain juga, untuk efisiensi maksimum.
Selain kegunaan manufaktur, kapur barus juga muncul di beberapa masakan etnis, termasuk dalam makanan dari Cina dan India, meskipun hanya dalam jumlah kecil. Menelan dalam jumlah besar dapat menyebabkan masalah neurologis dan pernapasan, bersama dengan kejang, dan bila digunakan untuk tujuan kuliner, harus digunakan dengan hati-hati. Lebih umum, keracunan kapur barus muncul setelah seseorang secara tidak sengaja menelan obat gosok yang mengandung senyawa, atau mengoleskan obat gosok secara berlebihan, menyebabkan tubuh menyerap terlalu banyak melalui kulit. Pusat kendali racun harus dihubungi jika seseorang menunjukkan gejala keracunan, dan jika mungkin, label untuk produk yang tertelan harus disimpan dan diberikan kepada penyedia medis darurat.