Apa itu Kalologi? (dengan gambar)

Kalologi adalah studi tentang kecantikan, dan cara kecantikan memengaruhi masyarakat. Studi ini difokuskan terutama pada daya tarik manusia, daripada bidang estetika yang lebih luas, dan dipopulerkan selama abad ke-19, ketika para filsuf berusaha mengkodifikasi keindahan dan menciptakan sistem yang seragam untuk mengevaluasinya. Sebuah skala bahkan diusulkan, mungkin bercanda, yang menilai keindahan dalam hal keindahan teoritis Helen of Troy, yang diduga memiliki “wajah untuk meluncurkan 1,000 kapal.”

Banyak kalologi terkait dengan psikologi, meskipun juga merupakan topik yang menarik di kalangan antropolog. Psikolog tertarik pada apa yang membuat orang “cantik”. Mereka tidak hanya melihat pada ciri-ciri fisik, tetapi pada sifat-sifat seperti simetri, rasio berbagai area tubuh seperti pinggang dan pinggul, dan sebagainya. Para peneliti telah mencatat bahwa sifat-sifat tertentu tampaknya diterima secara universal sebagai keindahan; simetri, misalnya, sangat dihargai. Beberapa peneliti kalologi telah menyarankan bahwa tertarik pada ciri-ciri yang menunjukkan kesuburan atau ketahanan mungkin tertanam dalam otak manusia.

Antropologi berperan ketika orang memeriksa standar kecantikan lintas budaya, dan dalam masyarakat dan budaya yang sangat beragam. Misalnya, warna kulit sering kali menjadi ukuran kecantikan yang penting. Banyak budaya memuji area warna kulit tertentu, menolak yang lain tidak cukup cantik. Ini bisa menjadi sumber ketegangan dan perselisihan sosial. Di Amerika Serikat, misalnya, di mana kulit putih secara historis dihargai, beberapa orang dengan kulit lebih gelap telah menggunakan produk pencerah kulit dalam upaya untuk mendekati ideal Kaukasia, meskipun banyak dari produk ini berbahaya. Berat badan adalah kriteria umum lainnya yang digunakan saat mengevaluasi kecantikan, dan ideal ini juga sangat bervariasi, tergantung di mana seseorang berada.

Kalolog juga mempelajari karya seni. Karya seni sering menggambarkan pria dan wanita yang diyakini cantik oleh rekan-rekan mereka, dan mungkin seniman sedikit meningkatkan subjek mereka untuk menerima pujian atas karya mereka. Menelaah potret melalui kacamata kalologi dapat memberikan wawasan tentang keyakinan sejarah tentang keindahan, selain memberikan informasi tentang orang-orang yang hidup ketika karya-karya tersebut dilukis.

Hubungan manusia dengan kecantikan sangat menarik. Manusia telah merayakan orang yang mereka anggap luar biasa cantik selama berabad-abad. Jika laporan dapat dipercaya, kecantikan telah menggulingkan kerajaan, memicu perang, dan menghancurkan kehidupan besar dan kecil selain membawa kebahagiaan yang tak terukur untuk beberapa anggota masyarakat. Memahami hubungan manusia dengan keindahan dan sejarah keindahan dan estetika melalui kajian kalologi dapat memberikan wawasan tentang hakikat manusia secara utuh.