Kalkulator klirens kreatinin digunakan untuk menghitung persentase fungsi ginjal seseorang. Kreatin, bagian penting dari jaringan otot, rusak di dalam tubuh dan membentuk apa yang dikenal sebagai kreatinin. Dengan fungsi ginjal yang sehat, tubuh mampu memproses dan menghilangkan sebagian besar kreatinin ini. Ketika fungsi ginjal menjadi terganggu, kadar kreatinin dalam darah dan urin meningkat.
Saat menghitung jumlah kreatinin dalam tubuh, penting untuk membandingkan kadar darah dan urin. Ini adalah fungsi utama dari kalkulator klirens kreatinin. Tes darah dilakukan untuk mendapatkan apa yang dikenal sebagai tingkat kreatin serum. Angka ini kemudian dibandingkan dengan angka dari tes urin, di mana urin telah dikumpulkan oleh pasien selama 24 jam. Bersama-sama, angka-angka ini akan memberikan profesional medis hasil yang dikenal sebagai GFR.
GFR, yang merupakan singkatan dari laju filtrasi glomular, adalah angka yang diperoleh melalui penggunaan kalkulator klirens kreatinin. GFR menunjukkan persentase fungsi ginjal dan sangat berguna dalam mendiagnosis dan melacak perkembangan penyakit ginjal. Nomor ini akan membantu dokter untuk memutuskan kapan intervensi medis, seperti dialisis, mungkin diperlukan.
Secara umum, seseorang harus menemui spesialis ginjal setiap kali kalkulator klirens kreatinin menunjukkan GFR 30 atau kurang. Jika angka ini turun di bawah 15, transplantasi ginjal atau cuci darah hampir tidak dapat dihindari. GFR juga dapat membantu pasien serta staf medis memantau perkembangan berbagai tahap penyakit ginjal.
Pada Tahap 1, kalkulator klirens kreatinin akan menunjukkan GFR 90 atau lebih. Tahap 2 ditunjukkan oleh GFR 60 hingga 89. Setelah GFR antara 30-59, Penyakit Ginjal Tahap 3 muncul. Tahap 4 menyajikan dengan GFR 15-29. Jika GFR turun di bawah 15, Tahap 5 hadir, dan menjadi perlu untuk menjalani dialisis atau transplantasi.
Beberapa jenis penyakit ginjal menunjukkan sedikit, jika ada, gejala, terutama pada awalnya. Untuk alasan ini, penggunaan kalkulator klirens kreatinin adalah alat yang berguna bagi para profesional medis dalam menemukan dan mendiagnosis suatu masalah sebelum sampai pada titik gagal ginjal total. Setelah didiagnosis, perubahan gaya hidup dan pola makan seringkali dapat memperlambat perkembangan berbagai jenis penyakit ginjal.