Dalam hukum pidana, pengadilan dapat diizinkan untuk menjatuhkan hukuman terpisah ketika menjatuhkan hukuman kepada seorang terdakwa. Biasanya, ini berarti bahwa, sementara terdakwa diperintahkan untuk menghabiskan waktu wajib di penjara, dia tidak dipenjara untuk seluruh hukuman. Sebaliknya, pengadilan biasanya menangguhkan sebagian dari hukuman dan menempatkan terdakwa dalam masa percobaan untuk sisa waktu. Hal ini menyebabkan terdakwa menjalani hukuman penjara yang relatif singkat — seringkali antara 30 dan 90 hari — dengan sisa hukumannya dihabiskan untuk masa percobaan.
Selama masa percobaan, terdakwa mungkin diminta untuk menyelesaikan sejumlah tugas, seperti bertemu dengan petugas percobaan, menyelesaikan program pengobatan narkoba atau alkohol, atau melakukan pelayanan masyarakat. Terdakwa juga dapat diperintahkan untuk tidak melakukan perilaku tertentu, seperti mengonsumsi alkohol, mengendarai mobil, atau melakukan kejahatan lain. Dalam kasus yang melibatkan obat-obatan atau alkohol, terdakwa dapat diperintahkan untuk mendaftar dalam program pemantauan elektronik selama masa percobaan. Jika terdakwa melanggar ketentuan masa percobaannya, pengadilan dapat mengakhiri masa percobaan dan memerintahkan terdakwa untuk kembali ke penjara untuk menjalani sisa hukuman percobaannya.
Sebuah kalimat split sering disediakan untuk seseorang yang merupakan pelanggar pertama kali atau seseorang yang telah melakukan pelanggaran yang lebih rendah. Sebagai aturan umum, undang-undang menentukan apakah hukuman terpisah diperbolehkan untuk kejahatan tertentu. Seorang hakim mungkin memiliki keleluasaan yang luas dalam memilih apakah akan memberikan hukuman terpisah, tergantung pada yurisdiksi.
Konsep kalimat split sering digunakan secara bergantian dengan pengertian percobaan kejutan. Kedua gagasan tersebut serupa dalam hal terdakwa terlebih dahulu menjalani masa wajib di penjara sebelum ditempatkan dalam masa percobaan. Namun, dengan percobaan kejutan, terdakwa muncul kembali di hadapan hakim setelah dia menjalani hukuman penjara, dan hakim kemudian menjatuhkan hukuman kembali kepadanya untuk masa percobaan. Di sisi lain, seorang terdakwa umumnya tidak muncul kembali di hadapan hakim dengan hukuman terpisah dan secara otomatis ditempatkan dalam masa percobaan setelah penahanan.
Kalimat split terbalik adalah kebalikan dari kalimat split tradisional. Meskipun kurang umum, ini digunakan di beberapa yurisdiksi. Dengan hukuman terbalik, terdakwa umumnya menjalani masa percobaan terlebih dahulu. Setelah itu, dia dipenjara selama sisa hukumannya.