Dalam hukum pidana, seorang terdakwa kadang-kadang dinyatakan bersalah atas dua atau lebih kejahatan yang terpisah selama satu persidangan. Dalam beberapa kasus, seorang hakim mengizinkan terdakwa untuk menjalani hukuman penjara untuk semua kejahatan ini pada waktu yang bersamaan. Fenomena ini dikenal sebagai kalimat konkuren.
Misalnya, anggaplah John Doe diadili dan dihukum karena mencoba merampok sebuah toko serba ada. Asumsikan bahwa dia juga dinyatakan bersalah melakukan penyerangan karena dia meninju petugas toko selama percobaan perampokan. Hakim dapat menjatuhkan hukuman tiga tahun penjara untuk percobaan perampokan dan dua tahun untuk penyerangan. Jika hakim mengizinkan John untuk menjalani hukuman penjara ini sebagai hukuman bersamaan, dia akan menjalani kedua hukuman secara bersamaan. Ini berarti bahwa John akan menghabiskan total tiga tahun penjara untuk kedua kejahatan tersebut.
Kalimat serempak berbeda dengan kalimat berurutan. Seperti halnya hukuman berbarengan, hukuman berturut-turut dapat dijatuhkan ketika seorang terdakwa telah melakukan banyak kejahatan. Dengan hukuman berturut-turut, bagaimanapun, terdakwa melayani waktu untuk setiap kejahatan. Setelah terdakwa menyelesaikan jumlah waktu yang diperlukan untuk tuntutan pidana pertama, dia kemudian menjalani waktu untuk kejahatan kedua.
Misalkan dalam contoh John Doe di atas, misalnya, hakim telah memerintahkan hukuman berturut-turut untuk percobaan perampokan dan hukuman penyerangan. John akan diminta untuk menjalani hukuman tiga tahun untuk percobaan perampokan dan kemudian tambahan dua tahun untuk penyerangan. Dengan kata lain, John akan menghabiskan total lima tahun penjara dengan hukuman berturut-turut dibandingkan dengan tiga tahun penjara dengan hukuman bersamaan.
Di beberapa yurisdiksi, hakim memiliki keleluasaan untuk memutuskan apakah akan mengeluarkan hukuman berturut-turut dan bersamaan. Di yurisdiksi lain, undang-undang menentukan apakah kejahatan tertentu dapat dilakukan secara berurutan atau bersamaan dengan kejahatan lain. Dalam kasus di mana hakim memiliki keleluasaan, hakim sering mengevaluasi sejumlah faktor dalam menentukan apakah hukuman bersamaan itu tepat. Misalnya, hakim dapat memeriksa riwayat kriminal terdakwa di masa lalu. Pelanggar pertama kali mungkin lebih mungkin untuk menerima hukuman bersamaan daripada pelanggar berulang.
Hukuman berbarengan juga dapat diberikan jika terdakwa bersikap kooperatif selama proses persidangan. Misalnya, anggaplah seorang terdakwa telah dihukum karena berbagai tuduhan yang berkaitan dengan kepemilikan obat-obatan terlarang. Jika terdakwa secara sukarela mendaftar dalam program rehabilitasi narkoba sebelum hukuman, hakim mungkin lebih mungkin untuk menjatuhkan hukuman bersamaan. Seorang hakim juga dapat memutuskan untuk menjatuhkan hukuman bersamaan jika kejahatan yang dilakukan serupa sifatnya.