Apa itu Kaca Tergores?

Kaca tergores adalah hasil ukiran yang disengaja dan seringkali artistik pada permukaan kaca untuk meninggalkan hasil akhir yang putih dan buram. Teknik ini digunakan untuk membuat desain pada kaca. Kaca tergores dapat ditemukan dalam berbagai konteks dekoratif, termasuk pintu dan jendela kaca, furnitur, botol anggur, dan piring saji seperti piring kaca. Keahlian pengrajin mengetsa kaca akan menentukan kualitas dan detail dari karya yang dihasilkan.

Ada tiga cara untuk membuat sepotong kaca tergores: sandblasting, etsa kimia, dan etsa asam. Sandblasting adalah tindakan menembak bahan abrasif, seperti pasir, pada sepotong kaca. Bahan abrasif menggores permukaan kaca, menciptakan tampilan buram. Pasir, silikon karbida, dan aluminium oksida, semuanya digunakan sebagai bahan abrasif, namun perlu berhati-hati saat melakukan sandblasting. Menghirup debu yang disebabkan oleh etsa berbahaya. Debu pasir khususnya tidak aman untuk dihirup dan dapat menyebabkan penyakit paru-paru yang berpotensi fatal yang disebut silikosis.

Kaca tergores dibuat dengan memotong stensil desain yang terbuat dari bahan tahan abrasif, seperti vinil atau karet. Stensil yang dihasilkan disebut resist. Tahanan tersebut kemudian diamankan ke kaca yang akan digores. Sebuah pistol blaster, didukung oleh kompresor udara, digunakan untuk membombardir kaca dengan abrasif. Setiap bagian kaca yang tidak terlapisi oleh penahan akan mengalami efek buram sedangkan bagian yang dilindungi oleh penahan akan tetap bening, sehingga menghasilkan pecahan kaca yang tergores.

Ada tiga jenis teknik sandblasting lainnya: Carving, shading, dan surface etching. Penggoresan permukaan menggores permukaan kaca yang menghasilkan efek 2D. Pengrajin juga dapat mengukir pada kaca yang menghasilkan efek 2D atau 3D, tergantung pada teknik ukiran tertentu yang digunakan. Saat shading, permukaan kaca diledakkan sedemikian rupa sehingga menyebabkan berbagai tingkat putih dalam desain. Kombinasi dari ketiga teknik juga dapat digunakan.

Etsa kimia adalah cara lain untuk menghasilkan kaca tergores dan biasanya ditemukan dalam kit pengetsaan kaca. Sama seperti dalam sandblasting, stensil digunakan untuk melindungi kaca di mana efek etsa tidak diinginkan. Alih-alih abrasif, krim kimia dioleskan ke kaca. Krim etsa inilah yang menghasilkan efek buram terakhir. Etsa asam menggunakan bahan tahan asam untuk menutupi area kaca yang ingin dilindungi oleh seniman. Asam fluorida kemudian diterapkan pada kaca untuk menghasilkan desain.