Kaca jendela antik mencakup semua kaca dan kaca yang diproduksi menggunakan teknik atau bahan manufaktur bersejarah. Saat ini, jendela antik sangat diminati di banyak bagian dunia, dan beberapa produsen membuat reproduksi modern menggunakan teknik pembuatan kaca tradisional. Lainnya menyelamatkan jendela dan kaca antik untuk proyek restorasi jendela bersejarah. Kaca jendela antik dikenal dengan tampilannya yang sangat unik dan khas, yang sangat berbeda dengan kaca modern. Sebagian besar kaca antik dilengkapi dengan kekurangan dan gelombang, yang menambah karakter dan membantu pemilik rumah menciptakan desain klasik dan antik.
Banyak kualitas yang membuat kaca jendela antik menjadi unik dapat ditelusuri dari metode yang digunakan untuk membuat kaca ini. Sebelum awal abad ke-20, sebagian besar kaca jendela dibuat dengan tangan oleh pengrajin terampil. Gelas yang ditiup dengan tangan ini dibentuk menjadi silinder dan diratakan saat didinginkan. Tepi luar setiap bagian melingkar dipotong untuk membentuk kaca jendela antik, sedangkan lingkaran dalam kaca dilebur untuk digunakan kembali. Tepi luar ini menampilkan permukaan bertekstur bergelombang dan sering kali lebih tebal di sepanjang tepinya daripada di tengahnya, membuatnya cukup mudah dikenali saat ini.
Dalam beberapa kasus, lingkaran dalam yang tebal dari kaca yang ditiup dengan tangan tidak dicairkan kembali, dan malah digunakan di jendela bundar pada masa itu. Bagian kaca yang tebal dan bulat ini dikenal sebagai kaca mahkota. Kaca mahkota memiliki tekstur bergelombang yang sangat tebal sehingga sulit untuk dilihat. Hal ini ditandai dengan pusaran dan riak di sepanjang permukaan, menjadikannya pilihan yang sangat baik untuk membawa cahaya ke dalam rumah tanpa mengorbankan privasi. Saat ini, kaca mahkota sangat didambakan untuk renovasi bersejarah, karena sangat sedikit yang masih ada dibandingkan dengan jenis kaca jendela antik lainnya.
Dari awal abad ke-20 hingga 1950-an, pembuat jendela beralih ke teknik tiupan mesin daripada peniupan tangan tradisional. Ini menghasilkan kaca yang jauh lebih rata dan halus dibandingkan dengan desain kaca sebelumnya. Kaca yang ditiup mesin masih memiliki sedikit gelombang di permukaan yang membuatnya mudah dibedakan dari kaca modern.
Setelah tahun 1950-an, sebagian besar kaca diproduksi menggunakan teknik pelampung. Pembuatan kaca apung menghasilkan permukaan yang hampir sempurna, dengan setiap panel halus dan rata. Kaca apung biasanya memiliki hasil akhir yang konsisten, tanpa garis bergelombang dari kaca sebelumnya.
Selain kaca bening yang diproduksi dengan metode tersebut, kaca jendela antik juga termasuk kaca berwarna atau kaca patri. Panel kaca patri yang diselamatkan seringkali menuntut harga tinggi, dan sangat berharga bagi mereka yang mengejar proyek restorasi bersejarah. Jendela-jendela ini sering menampilkan pola religius atau bunga, dengan panel bertimbal yang menghubungkan potongan-potongan kaca menjadi satu kesatuan.