Apa itu Juniperus Comunis?

Juniperus communis, atau juniper biasa, adalah tanaman berkayu yang ditemukan di seluruh belahan bumi utara. Daun cekung berbentuk penusuk tumbuh dalam kelompok tiga dan berwarna hijau dengan warna keabu-abuan atau kebiruan dan memiliki pita pucat khas di sepanjang permukaan bagian dalam. Berasal dari Amerika Utara dan Eropa, telah dibudidayakan secara global dan merupakan konifer paling luas di dunia.

Juniperus communis adalah dioecious, artinya kerucut tanaman adalah jantan atau betina dan hanya satu jenis kelamin yang ditemukan pada tanaman tertentu. Angin diperlukan untuk meneruskan serbuk sari dari kerucut jantan kuning ke kerucut betina hijau. Buah beri yang dihasilkan matang dari hijau menjadi ungu tua selama periode 18 bulan.

Subspesies juniperus communis dapat tumbuh sebagai pohon dan semak dengan berbagai ukuran. Kebanyakan semak juniper dewasa tidak lebih besar dari 13 kaki (4 m), dengan pohon mencapai ketinggian 30 kaki (9.1 m) atau lebih. Satu juniperus communis yang tumbuh di Swedia telah mencapai ketinggian 60 kaki (18.3 meter).

Sering digunakan sebagai tanaman hias dalam lansekap, juniperus communis adalah tanaman kuat yang mampu tumbuh di tanah berkualitas buruk dan mampu menahan kondisi lingkungan yang keras seperti kekeringan dan angin kencang. Setelah dewasa, juniperus communis membutuhkan sedikit perawatan dan pemeliharaan. Tanaman ini tidak tumbuh dengan baik di daerah yang lebih hangat, malah tumbuh subur di iklim aslinya yang lebih dingin. Meski begitu, tanaman juniper muda rentan terhadap kerusakan akibat embun beku, dan daunnya menguning selama bulan-bulan musim dingin.

Selain aplikasi dekoratif, juniperus communis telah digunakan sebagai obat herbal tradisional. Juniper berry, baik dimakan mentah atau dibuat menjadi teh, telah digunakan oleh budaya di seluruh dunia untuk mengobati berbagai kondisi, termasuk kutil, keluhan pencernaan, perut kembung, infeksi saluran kemih, sistitis, rematik, asam urat dan diabetes. Bahkan diyakini bahwa buah juniper dapat membantu menangkal wabah.

Juniper berry juga dapat bertindak sebagai abortifacient, zat yang dapat memicu aborsi. Mereka telah digunakan secara historis di beberapa budaya sebagai kontrasepsi, dan wanita yang sedang hamil atau menyusui harus menghindari produk yang mengandung juniper. Baru-baru ini, juniper telah digunakan sebagai bahan dalam sampo anti ketombe dan penolak serangga.
Meskipun rasanya pahit, juniper juga telah digunakan selama bertahun-tahun sebagai bahan dalam produksi makanan. Ini adalah bahan penting dalam pembuatan gin, dan faktanya, kata “gin” berasal dari genièvre, kata Prancis untuk juniper. Juniper juga telah digunakan untuk memproduksi isian, pate dan asinan kubis, dan bijinya dapat dipanggang dan digiling untuk membuat pengganti kopi.