Jenggot Amish adalah janggut panjang yang tidak dipangkas yang dipakai pria Amish setelah mereka menikah. Mereka memakai jenggot ini tanpa kumis yang menyertainya. Tradisi ini adalah bagian dari warisan Amish mereka yang berusia ratusan tahun. Ini didasarkan pada tradisi keagamaan dari kitab suci Alkitab dan norma-norma sosiologis, atau kebiasaan yang diterima, untuk komunitas Amish.
Salah satu alasan pria memakai janggut Amish adalah untuk menunjukkan statusnya di masyarakat. Jenggot yang penuh dan tidak dipangkas ini berarti bahwa pemakainya adalah anggota dewasa dari komunitasnya. Di beberapa komunitas Amish, pria tidak lagi bercukur setelah mereka menikah. Komunitas Amish lainnya, bagaimanapun, mengizinkan pria untuk menumbuhkan janggut bahkan jika mereka belum menikah, setelah mereka dibaptis untuk melambangkan status dewasa mereka. Perbedaan seperti ini ada di berbagai komunitas Amish, tetapi janggut panjang dan tidak dipangkas secara konsisten ada di antara pria Amish dewasa. Laki-laki Amish yang masih remaja atau dewasa muda yang belum menikah biasanya diperbolehkan bercukur.
Ada dua alasan utama mengapa pria Amish tidak memakai kumis dengan jenggot mereka. Salah satunya adalah keyakinan mereka bahwa kumis tidak boleh ditumbuhkan karena secara historis terkait dengan kelompok militer. Amish adalah sekelompok orang yang damai yang tidak percaya pada kekuatan militer atau kekerasan dalam bentuk apa pun. Kumis juga bisa melambangkan kesombongan atau hubungan dengan keasyikan duniawi, yang keduanya bukan bagian dari gaya hidup Amish.
Ada pembenaran Alkitab untuk janggut Amish. Mazmur 133 menggambarkan minyak yang mengalir di janggut pria, yang menunjukkan bahwa mengenakan janggut itu penting. Bab 19 dari Imamat meminta pria untuk tidak memotong ujung janggut mereka. Pria Amish menganggap serius perintah Alkitab ini untuk tidak merusak rambut di wajah mereka. Ayat-ayat Alkitab ini adalah alasan bahwa pria Amish awalnya memulai kebiasaan menumbuhkan janggut panjang.
Tampilan polos janggut panjang Amish bertepatan dengan elemen tradisional lainnya dari penampilan dan pakaian pria Amish. Pada umumnya laki-laki dalam masyarakat Amish memiliki potongan rambut mangkuk yang dilakukan di rumah. Mereka juga mengenakan topi datar yang memiliki pita hitam dan terbuat dari kain kempa atau jerami. Pria Amish secara tradisional mengenakan pakaian hitam-putih, karena mereka tidak ingin berpakaian dengan cara yang flamboyan atau penuh warna. Semua ini sejalan dengan gaya hidup sederhana, sederhana dan tanpa hiasan yang dianut oleh orang Amish.