Isomalt adalah pengganti gula dan gula alkohol yang terbuat dari bit. Terlepas dari asal-usulnya yang alami, senyawa ini umumnya dianggap buatan, setidaknya sejauh ini telah dimanipulasi secara kimia secara ekstensif. Ini paling sering digunakan dalam pembuatan makanan komersial, dan barang-barang yang mengandungnya dapat diberi label “bebas gula.” Ini juga telah terbukti memperpanjang umur simpan produk tertentu, yang telah menyebabkan penggunaannya secara luas sebagai pengawet.
Penciptaan dan Produksi
Senyawa ini pertama kali direkayasa oleh perusahaan Jerman BENEO-Palatinit pada awal 1980-an. Ini menjadi populer di seluruh Eropa pada waktu itu, tetapi tidak disetujui untuk digunakan di Amerika Serikat sampai tahun 1990. Sebagian besar negara di dunia juga telah menyetujuinya untuk konsumsi manusia, dan tetap menjadi aditif populer untuk sejumlah makanan, terutama permen.
Membuat isomalt agak rumit. Ahli kimia pertama-tama mengisolasi senyawa gula alami dari bit, kemudian mengubahnya – biasanya dengan panas – menjadi disakarida pereduksi. Produk ini kemudian dihidrogenasi menggunakan catalytic converter. Hasil akhirnya adalah zat seperti gula yang memiliki banyak karakteristik pemanis alami tetapi hanya mengandung kadar glukosa yang rendah. Oleh karena itu, hanya memiliki dampak yang sangat kecil pada kadar gula darah, dan umumnya dianggap “aman” untuk penderita diabetes dan orang lain dengan masalah gula darah. Isomalt juga bebas gluten.
Komposisi kimia
Senyawa ini memiliki komposisi kimia yang jauh lebih kompleks daripada gula alami. Rumus molekul resminya adalah C12H24O11, dan merupakan ikatan dua disakarida independen dengan struktur kristal.
Digunakan sebagai Pemanis
Sejauh ini penggunaan isomalt yang paling umum adalah sebagai pemanis dalam permen “bebas gula”, obat batuk, dan makanan komersial lainnya. Pabrik makanan seringkali dapat mencapai rasa manis yang sama dengan senyawa seperti yang mereka dapat dengan gula, tetapi tanpa masalah gula darah dan kalori. Ini bukan untuk mengatakan bahwa penggantinya sama sekali tanpa kalori — mengandung kira-kira setengah kalori gula. Akibatnya, itu tidak digunakan dalam produk nol kalori. Ini tidak menyebabkan kerusakan gigi seperti gula biasa, dan beberapa pasta gigi menggunakannya untuk meningkatkan rasa tanpa menyebabkan gigi berlubang.
Kadang-kadang dicampur dengan pemanis non-gula lainnya seperti sucralose untuk memberikan rasa manis yang kira-kira sama dengan gula, meskipun tidak dipanggang atau bereaksi seperti gula. Itu tidak karamel dengan cepat, misalnya, juga tidak terlihat atau rasanya sama. Beberapa bentuk yang dijual untuk dipanggang sebenarnya cukup pahit. Senyawa ini sering diperlakukan dengan bahan kimia yang dikenal sebagai acesulfame potassium untuk menggranulasinya, yang dapat memberikan rasa yang tidak diinginkan ketika dikonsumsi sendiri.
Digunakan sebagai Pengawet
Zat ini juga telah terbukti memperpanjang umur simpan dan kadang-kadang digunakan dalam sereal sarapan, biskuit, dan produk roti seperti roti dan muffin. Ini cenderung menstabilkan bahan-bahan lain, dan dapat mencegah jamur dan pembusukan; itu juga dapat membantu menjaga barang kering tetap segar dan segar lebih lama.
Penggunaan Estetika
Banyak koki dan dekorator makanan profesional menggunakan isomalt untuk tujuan estetika. Ini sangat populer di hiasan kue dan cetakan makanan – sebagian besar permen yang dibuat untuk kompetisi televisi, acara pernikahan, dan tampilan publik lainnya menggunakan penggantinya karena tampilannya yang mengkilap dan seberapa cepat disiapkan. Ini sangat tahan terhadap kelembaban, dan biasanya sangat mudah untuk dikerjakan dan dibentuk.
Masalah Pencernaan dan Sakit Perut
Konsumsi berlebihan makanan yang mengandung isomalt dapat menyebabkan sakit perut yang serius, kembung, dan gas. Sejumlah orang juga melaporkan gejala ini bahkan setelah paparan minimal. Dalam kebanyakan kasus, ini karena senyawa tersebut tidak mudah dicerna. Sementara tubuh manusia biasanya memperlakukan gula biasa sebagai karbohidrat, isomalt dianggap sebagai serat.
Konsumsi cenderung meningkatkan buang air besar dan juga dapat menyebabkan kembung yang menyakitkan, diaherra, dan perut kembung. Untuk meminimalkan efek negatif ini, sebagian besar profesional medis merekomendasikan agar orang membatasi asupan harian mereka menjadi sekitar 1.7 ons (50g) untuk orang dewasa, dan sekitar 0.88 ons (25g) untuk anak-anak. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa makan isomalt dalam jumlah kecil dari waktu ke waktu dapat membangun toleransi yang lambat.