Apa itu Inkontinensia Urin?

Inkontinensia urin, yang sering disebut sebagai “kehilangan kontrol kandung kemih,” terkadang merupakan kondisi yang memalukan bagi banyak orang. Kondisinya dapat berkisar dari tetesan kebocoran saat batuk atau bersin hingga kebocoran parah dari semua cairan yang tertahan di kandung kemih. Ada beberapa penyebab dan gejala dari lima jenis utama inkontinensia urin.

Inkontinensia overflow adalah jenis inkontinensia urin pertama dan terjadi ketika kandung kemih tidak tahu kapan harus mengosongkan. Kandung kemih akan bocor atau menggiring keluar overflow tetapi akan selalu tetap sebagian penuh. Inkontinensia overflow paling sering dikaitkan dengan uretra yang tersumbat yang disebabkan oleh penyakit atau penyakit atau dengan kerusakan pada sumsum tulang belakang atau sistem saraf. Inkontinensia overflow lebih sering terjadi pada pria daripada wanita.

Jenis inkontinensia urin yang sangat langka disebut inkontinensia struktural. Inkontinensia struktural adalah sesuatu yang mungkin dimiliki orang sejak lahir dan akan didiagnosis suatu saat selama masa mudanya. Misalnya, seorang anak yang lahir dengan ureter ektopik, yang tidak mengalir ke kandung kemih sebagaimana mestinya, akan menyebabkan inkontinensia struktural yang perlu dikoreksi melalui pembedahan.

Salah satu jenis inkontinensia urin yang paling umum adalah inkontinensia stres. Inkontinensia stres disebabkan oleh kelemahan pada otot panggul yang tidak memungkinkan seseorang untuk “menahannya”. Wanita yang telah melalui kehamilan dan persalinan dan pria yang telah menjalani prostatektomi paling sering menjadi korban inkontinensia stres.

Inkontinensia urgensi terjadi ketika seseorang merasakan dorongan untuk berkemih dan segera menghilangkannya. Orang yang menderita inkontinensia mendesak dikatakan memiliki kandung kemih “kejang” atau “terlalu aktif” dan otot-otot di kandung kemih tidak mampu mengontrol pesan saraf yang berlimpah. Inkontinensia urgensi dapat disebabkan oleh kerusakan sistem saraf atau kerusakan otot akibat multiple sclerosis, penyakit Parkinson dan penyakit Alzheimer.

Jenis terakhir dari inkontinensia urin adalah inkontinensia fungsional, yang terjadi ketika seseorang memiliki keinginan untuk buang air kecil tetapi tidak bisa ke kamar mandi tepat waktu. Inkontinensia fungsional paling sering ditemukan pada anak-anak atau orang yang memiliki mobilitas terbatas. Penyebab lain dari inkontinensia fungsional adalah demensia, penglihatan yang buruk, depresi dan secara logistik tidak bisa ke toilet. Orang tua di panti jompo yang tidak dapat ke toilet sendiri terkadang menjadi korban inkontinensia fungsional.

Penting untuk diingat bahwa inkontinensia urin adalah kondisi serius yang memiliki gejala dan efek samping emosional dan fisik. Orang yang menderita inkontinensia harus segera membuat janji dengan dokter reguler mereka. Lebih sering daripada tidak, pasien akan dirujuk ke ahli urologi, yang berspesialisasi dalam fungsi saluran kemih, untuk mendiagnosis dan mengobati kondisi tersebut.