Apa itu Inhibitor Enzim Pengubah Angiotensin?

Inhibitor enzim pengubah angiotensin membantu meningkatkan fungsi jantung dengan merelaksasi dinding pembuluh darah. Banyaknya jenis penghambat enzim pengubah angiotensin dapat menurunkan tekanan darah dan meringankan gejala penyakit jantung sekaligus mencegah kerusakan ginjal, stroke, dan serangan jantung. Inhibitor enzim pengubah angiotensin bekerja dengan menghalangi aktivitas angiotensin II, enzim yang membantu mengatur tekanan darah dengan mempertahankan ketegangan di dinding pembuluh darah. Ketika kurang dari fungsi enzim ini dalam tubuh, tekanan darah turun dan sirkulasi membaik. Efek samping jarang terjadi dan biasanya tidak serius.

Inhibitor enzim pengubah angiotensi paling sering digunakan untuk mengobati penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan diabetes. Inhibitor enzim pengubah angiotensi dapat membantu meringankan gejala gagal jantung kongestif dengan meningkatkan fungsi jantung. Ketika tekanan darah diturunkan, jantung tidak perlu bekerja terlalu keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Ini dapat membantu meringankan gejala gagal jantung kongestif dan bentuk penyakit jantung lainnya, serta mencegah stroke dan serangan jantung. Karena penghambat enzim pengubah angiotensin meningkatkan sirkulasi, mereka dapat membantu mencegah kerusakan ginjal pada penderita diabetes.

Ada beberapa jenis penghambat enzim pengubah angiotensin yang saat ini digunakan. Captopril, enlalapril, moexipril, dan ramipril adalah beberapa contoh penghambat enzim pengubah angiotensin. Biasanya obat diminum dalam bentuk tablet.
Obat ini umumnya tidak boleh dicampur dengan NSAID, suplemen kalium, atau diuretik hemat kalium. Mereka yang menggunakan penghambat enzim pengubah angiotensin biasanya disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter tentang potensi interaksi obat berbahaya yang dapat terjadi. Secara khusus, pasien harus mendiskusikan penggunaan obat resep dan obat bebas, vitamin, dan suplemen dengan dokter sebelum mulai minum obat.

Efek samping dari penghambat enzim pengubah angiotensin jarang terjadi, tetapi termasuk batuk kering, pusing, dan pusing. Kelelahan, ruam, sakit kepala, demam, dan sakit perut bisa terjadi. Kehilangan nafsu makan, mati rasa, diare, atau nyeri sendi juga merupakan efek samping yang umum dari penghambat enzim pengubah angiotensin. Pembengkakan pada bibir atau lidah bisa mengindikasikan reaksi alergi terhadap obat tersebut. Mereka yang mengalami reaksi alergi biasanya disarankan untuk segera mencari bantuan medis darurat.