Apa itu Inflasi Akademik?

Inflasi akademik mengacu pada peningkatan persyaratan derajat yang lebih tinggi untuk pekerjaan tertentu, bahkan ketika gelar yang lebih tinggi tidak diperlukan untuk melakukan pekerjaan tersebut. Misalnya, banyak pekerjaan yang biasanya hanya membutuhkan gelar associate di masa lalu sekarang membutuhkan gelar sarjana atau bahkan gelar master. Fenomena ini mengurangi kemampuan mereka yang baru memasuki dunia kerja untuk belajar melalui pengalaman kerja, dan sebaliknya mereka didorong untuk tetap bersekolah untuk mendapatkan sertifikat dan gelar dalam jangka waktu yang lebih lama.

Memiliki gelar sarjana tidak lagi berarti bahwa seorang karyawan memenuhi syarat. Pasar kerja menyaksikan peningkatan jumlah lulusan perguruan tinggi yang pelatihan akademisnya tidak akan cukup kuat untuk memberi mereka gelar sarjana di tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian, tren ini merupakan hasil dari inflasi akademik, dan sebagai akibatnya, pemberi kerja sekarang membutuhkan gelar yang lebih tinggi untuk menyaring pelamar kerja yang kurang memenuhi syarat.

Salah satu respon terhadap inflasi akademik adalah melebarnya berbagai kesulitan kurikulum perguruan tinggi. Sekarang karena banyak perusahaan membutuhkan gelar sarjana, perguruan tinggi baru dibuka dengan program yang lebih mudah dan penerimaan yang tidak terlalu ketat. Bahkan perguruan tinggi saat ini menurunkan tingkat kesulitan program akademik dan persyaratan penerimaan mereka. Hal ini tidak hanya meningkatkan jumlah individu yang dapat menerima gelar sarjana, tetapi juga mengurangi nilai gelar tersebut bagi individu lain.

Inflasi kelas juga semakin lazim, dan itu berkontribusi pada kenaikan inflasi akademik. Semakin mudah bagi siswa untuk mendapatkan nilai bagus, dan semakin banyak lulusan yang melaporkan nilai rata-rata (IPK) yang lebih tinggi di resume mereka. Hal ini mempersulit pemberi kerja untuk membedakan antara pelamar, dan akibatnya mereka lebih mengandalkan sertifikat dan gelar yang lebih tinggi untuk menilai potensi pelamar.

Ada juga beberapa dampak ekonomi yang terkait dengan inflasi akademik, seperti kenaikan biaya pendidikan tinggi. Biaya kuliah untuk perguruan tinggi dan sekolah profesional meningkat jauh lebih cepat daripada tingkat inflasi. Kenaikan biaya ini dapat menghalangi beberapa siswa untuk mengejar gelar yang lebih tinggi, melawan efek inflasi akademik. Namun, selama masa resesi ekonomi, kebutuhan akan pekerjaan sering kali mengalahkan kebutuhan untuk menghindari pinjaman mahasiswa. Siswa sekarang berada dalam kesulitan, karena biaya pendidikan tinggi, memerlukan pinjaman yang lebih tinggi, sementara jumlah pekerjaan yang tersedia rendah, memerlukan gelar yang lebih tinggi.