Infark serebelar adalah jenis stroke. Stroke terjadi akibat hilangnya fungsi neurologis karena penyumbatan aliran darah di dalam otak. Stroke biasanya disebabkan oleh gumpalan darah yang bersarang di dalam arteri, memotong suplai oksigen. Pada infark serebelar, obstruksi terletak di arteri serebelar, mempengaruhi belahan otak serebelum. Jarang terjadi stroke di otak kecil, tetapi bisa terjadi.
Stroke yang terjadi di dalam serebelum dapat berupa iskemik atau hemoragik. Stroke iskemik lebih sering terjadi dan disebabkan oleh arteri yang tersumbat. Stroke hemoragik disebabkan oleh perdarahan arteri. Infark serebelar hemoragik jarang terjadi.
Otak besar, otak kecil dan batang otak adalah bagian utama dari otak. Bertanggung jawab untuk fungsi tingkat yang lebih tinggi, otak besar diperlukan untuk berbicara, penalaran dan fungsi kognitif. Batang otak mempertahankan fungsi tubuh yang tidak disengaja, seperti detak jantung dan pernapasan. Cerebellum adalah area otak yang diperlukan untuk keseimbangan, gerakan, dan koordinasi.
Infark serebelum ditandai dengan sakit kepala, pusing, mual dan muntah. Gejala yang paling jelas adalah masalah dengan berjalan, menjaga keseimbangan dan koordinasi. Seseorang yang terkena infark serebelar mungkin tidak bisa berjalan sama sekali atau bahkan koma. Tangan orang itu mungkin juga gemetar.
Dokter mendiagnosis stroke dengan pemeriksaan fisik dan pengujian. Tes umum termasuk computed tomography (CT) scan dan magnetic resonance imaging (MRI). Dengan CT scan, dokter memiliki kemampuan untuk mengetahui apakah stroke disebabkan oleh bekuan darah atau perdarahan. Seorang dokter dapat menggunakan MRI untuk mengetahui apakah stroke telah terjadi dalam beberapa menit setelah terjadi. Tes darah juga dilakukan.
Perawatan untuk infark serebelar mencakup kombinasi obat-obatan, pembedahan dan rehabilitasi. Pasien stroke diberikan obat trombolitik untuk melarutkan bekuan darah di dalam pembuluh darah mereka. Obat-obatan diberikan untuk menurunkan tekanan di otak dan untuk mencegah pembekuan darah. Rehabilitasi melibatkan terapi fisik, bicara dan okupasi.
Stroke merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia. Tekanan darah tinggi meningkatkan risiko stroke, seperti halnya penyakit jantung, merokok dan diabetes mellitus. Fibrilasi atrium, yang merupakan irama jantung abnormal yang menyebabkan darah terkumpul dan menggumpal di bilik atas jantung, merupakan risiko utama lainnya. Sebagian dari bekuan dapat terlepas, berjalan melalui pembuluh darah ke otak dan mengakibatkan stroke.
Pakar kesehatan mengatakan bahwa sekitar 25 persen orang yang pernah terkena stroke umumnya mendapatkan kembali sebagian besar kemampuan normal mereka. Kebanyakan orang yang meninggal karena stroke cenderung berusia lebih tua. Seseorang yang pernah mengalami stroke berada pada peningkatan risiko untuk stroke berikutnya.