Apa itu Indigo Liar?

Wild nila adalah tanaman asli dataran Amerika Utara. Beberapa spesies nila liar yang dimanfaatkan dan dibudidayakan oleh manusia antara lain Baptisia tinctoria dan B. australis. Persiapan nila liar kadang-kadang tersedia di toko makanan kesehatan dan melalui praktisi jamu. Produk ini sering dijual dalam bentuk kapsul atau teh.

Meskipun tanaman ini digunakan sebagai obat herbal, perlu digunakan dengan hati-hati, dan idealnya di bawah pengawasan praktisi yang berpengalaman. Nila liar dapat memiliki efek eksplosif pada saluran pencernaan, terutama pada orang dengan kondisi seperti bisul, penyakit Crohn, penyakit iritasi usus, dan alergi makanan yang parah. Orang yang mengambil terlalu banyak nila liar mungkin mengalami muntah dan diare dan dapat mengembangkan lesi di saluran usus mereka. Ramuan ini juga tampaknya memiliki efek depresi pada sistem pernapasan jika dikonsumsi dalam dosis besar, dan dapat menyebabkan iritasi.

Secara historis, tanaman tahunan ini digunakan untuk sejumlah tujuan oleh penduduk asli Amerika. Tunas muda tanaman disiapkan dan dimakan sebagai sayuran, dan akarnya kadang-kadang dikunyah untuk mengobati sakit gigi, karena nila liar memiliki beberapa sifat antiinflamasi. Peradangan dan iritasi pada kulit dapat diobati dengan mencuci lembut yang dibuat dari ramuan ini, dan juga digunakan sebagai obat pencuci mata. Akhirnya, nila biru liar dapat digunakan sebagai pencahar dalam pengobatan berbagai kondisi.

Sesuai dengan namanya, nila liar bisa menjadi sumber pewarna biru. Ini mirip dengan nila, pewarna yang terkenal karena warnanya yang kaya dan intens. Tanaman ini menghasilkan versi pewarna indigo yang lebih ringan dan tidak luntur yang dapat digunakan dalam berbagai proyek kerajinan. Tanaman ini termasuk dalam famili kacang polong, dan di alam, ia lebih menyukai sinar matahari penuh daripada naungan, mengembangkan dedaunan semak hijau dan paku bunga biru, kuning, atau putih, tergantung pada spesiesnya.

Wanita hamil tidak boleh mengonsumsi nila liar. Keamanan persiapan herbal ini pada wanita menyusui tidak diketahui, dan wanita mungkin ingin berkonsultasi dengan dokter mereka sebelum mengambil suplemen nila liar jika mereka sedang menyusui. Suplemen yang terbuat dari tanaman ini juga tidak dianjurkan untuk penderita gangguan autoimun.

Penelitian tentang nila liar sedang dilakukan untuk mempelajari lebih lanjut tentang senyawa yang dikandung tanaman, untuk menentukan apakah dapat digunakan dalam pengembangan farmasi atau tidak. Ini mungkin berpotensi memiliki beberapa aplikasi sebagai senyawa penambah kekebalan.