Indeks logam mulia adalah instrumen keuangan yang berfungsi sebagai patokan untuk sekeranjang logam mulia tertentu, seperti emas, perak, platinum, dan paladium. Ini juga dapat terdiri dari daftar saham perusahaan yang berada di industri logam mulia, seperti perusahaan pertambangan. Salah satu yang menonjol adalah Indeks Logam Mulia S&P GSCI (S&P PMI) yang terdiri dari emas dan perak. Contoh yang melacak saham adalah Dow Jones Precious Metals Index (DJPMI), yang terdiri dari perusahaan-perusahaan di sub-sektor pertambangan dan logam mulia. Dengan desainnya, indeks logam mulia dapat dengan mudah diakses melalui berbagai cara dan diperdagangkan di bursa oleh investor besar dengan dana kolosal hingga pedagang swasta kecil dengan jumlah investasi yang sedikit.
Mereka yang berada di bisnis perdagangan komoditas, misalnya, dapat secara aktif memperdagangkan indeks seperti S&P PMI alih-alih mencoba-coba perdagangan emas atau perdagangan perak secara individual. Pengukuran PMI S&P didasarkan pada emas dan perak fisik, yang merupakan aset dasar yang aktif diperdagangkan di pasar berjangka. Pasar berjangka adalah tempat kontrak komoditas diperdagangkan untuk pengiriman di masa depan. Berat dolar dari setiap logam mulia dalam S&P PMI kurang lebih sebanding dengan rata-rata kuantitas dan nilai produksi dunia, menurut data lima tahun sebelumnya yang tersedia. Bobot ini mewakili signifikansi relatif dari setiap logam dalam ekonomi global sambil memungkinkan indeks untuk diperdagangkan sebagaimana dimaksud.
Investor dapat mendiversifikasi portofolio mereka dengan melakukan investasi logam mulia, dan indeks seperti DJPMI adalah salah satu cara yang memungkinkan mereka melakukan usaha ini. DJPMI mencerminkan kinerja saham-saham yang diperdagangkan di AS dari perusahaan-perusahaan yang mengeksplorasi dan memproduksi emas, perak, dan platinum. Pada 2010, misalnya, ada 12 saham komponen yang membentuk DJPMI. Dimasukkannya saham-saham ke dalam indeks harus melalui uji kriteria yang ketat.
Ini bisa menjadi tugas yang memberatkan untuk memiliki logam mulia fisik, karena biaya yang terkait dengan ini bisa menjadi besar. Oleh karena itu, sebagian besar investor lebih memilih untuk mendapatkan akses ke kelas aset ini melalui indeks, antara lain. Dengan cara ini, mereka mencapai tujuan diversifikasi mereka tanpa memiliki logam fisik.
Menggunakan reksa dana indeks komoditas adalah salah satu cara investor mendapatkan eksposur ke pasar ini. Cara lain untuk mencapai pasar adalah melalui exchange-traded notes (ETNs). ETN, dalam hal ini, adalah beberapa jenis sekuritas utang yang diterbitkan oleh perusahaan, dan terikat dengan kinerja indeks logam mulia. Hubungan ini, dan faktor lainnya, akan memunculkan hasil positif atau negatif bagi investor yang memperolehnya untuk portofolionya. Misalnya, penerbit ETN mungkin diturunkan peringkatnya dan/atau gagal bayar, yang dapat berdampak buruk pada nilai investasi investor.