Hasil obligasi pada dasarnya adalah jumlah atau persentase pengembalian yang dapat diantisipasi investor untuk diterima dari penerbitan obligasi dalam jangka waktu tertentu. Penting untuk dicatat bahwa menghitung ini melibatkan penggunaan data terkini mengenai harga obligasi saat ini daripada harga pada saat pembelian. Menentukan status imbal hasil obligasi saat ini juga memerlukan pemahaman tentang kupon tahunan saat ini yang terkait dengan obligasi. Perhitungan juga biasanya mengasumsikan bahwa pembeli akan memegang obligasi setidaknya untuk jangka waktu satu tahun.
Rumus sederhana untuk menghitung imbal hasil obligasi melibatkan pembagian kupon tahunan dengan harga obligasi. Sebagai contoh, jika obligasi dihargai $100.00 Dolar AS (USD) dengan kupon tahunan $6.00 USD, imbal hasil obligasi akan diproyeksikan sebesar enam persen. Namun, hasil ini mengasumsikan bahwa tidak akan ada perubahan harga dan pembeli akan memegang obligasi setidaknya selama satu tahun.
Jika ada perubahan suku bunga yang menyebabkan pergeseran harga obligasi saat ini, imbal hasil obligasi dapat mengindikasikan kerugian modal. Menggunakan contoh yang sama, jika harga obligasi turun menjadi $90.00 USD, ini akan mengakibatkan kerugian $10.00 USD, yang sebagian diimbangi dengan kupon $6.00 USD. Namun, kerugian modal sebesar $4.00 USD untuk periode tahunan masih tetap ada. Dengan cara yang sama, pergeseran ke atas dalam harga obligasi akan meningkatkan keuntungan modal yang direalisasikan dari investasi.
Memahami bagaimana fungsi imbal hasil obligasi penting bagi investor. Dengan mengevaluasi faktor-faktor yang kemungkinan akan mempengaruhi nilai penerbitan obligasi di masa depan, investor dapat menentukan apakah kepentingan terbaik mereka untuk membeli obligasi dan menahannya setidaknya selama satu tahun. Jika proyeksi menunjukkan obligasi tersebut kemungkinan besar akan menghasilkan keuntungan yang layak untuk satu atau dua tahun, investor dapat memilih untuk membeli masalah tersebut. Namun, jika ada indikasi obligasi akan turun nilainya selama tahun pertama itu, itu berarti investor mungkin tidak akan bisa menjual obligasi cukup untuk mencapai titik impas, apalagi mendapat untung dari investasinya. Dalam situasi itu, investor akan disarankan untuk melihat ke obligasi lain atau pergi dengan peluang investasi yang sama sekali berbeda.