Apa Itu Hubungan Narsistik?

Hubungan narsistik, di mana salah satu pasangan menderita gangguan kepribadian narsistik, seringkali bisa sangat berbahaya bagi pasangan non-narsistik. Gangguan kepribadian narsistik biasanya membuat korbannya tidak dapat menumbuhkan rasa diri yang sebenarnya, sampai pada titik di mana mereka sangat bergantung pada perhatian orang lain untuk merasa penting, unik, dan istimewa. Akibatnya, pasangan narsis dalam hubungan umumnya akan menuntut banyak waktu dan perhatian dari pasangan lain, sementara benar-benar mengabaikan kebutuhan, keinginan, dan identitas pasangan itu. Tipe narsisis percaya bahwa satu-satunya tugas pasangannya dalam hidup adalah menghujaninya dengan perhatian, baik negatif maupun positif, dan untuk memenuhi semua kebutuhannya. Oleh karena itu, hubungan narsistik dapat sangat menguras tenaga bagi pasangan non-narsistik, dan bahkan dapat menyebabkan konsekuensi psikologis jangka panjang bagi pasangan tersebut, karena hubungan ini biasanya melibatkan kekerasan emosional, verbal, dan terkadang fisik.

Psikolog percaya bahwa orang dengan narsisme merasakan kebutuhan yang kuat untuk dikagumi, dipuja, dipuji, dan diinginkan. Dalam hubungan narsistik, narsisis umumnya akan menuntut pujian yang berlebihan dan tak henti-hentinya dari pasangan non-narsistik. Namun, pasangan yang narsis biasanya akan tetap jauh secara emosional dari pasangannya, mungkin karena si narsisis tidak mampu mengalami perasaan seperti empati atau kasih sayang. Perilaku validasi pada bagian dari individu narsisis dalam hubungan seperti itu umumnya terjadi ketika narsisis merasa divalidasi dan dikagumi oleh sumber di luar hubungan, atau ketika narsisis mulai takut kehilangan hubungan dan sumber validasi konstan yang diberikannya. Para ahli percaya dinamika ini dapat berlaku tidak hanya pada hubungan narsistik romantis, tetapi juga pada hubungan narsistik berbakti, profesional, atau platonis.

Narsisis tipikal tidak memiliki kemampuan untuk memvalidasi atau menegaskan diri sendiri. Mereka umumnya sangat fokus pada diri mereka sendiri, dan tidak mampu mengenali atau memahami kebutuhan valid orang lain. Batasan antarpribadi orang lain biasanya sangat kecil artinya bagi mereka, sementara kebutuhan mereka sendiri akan pengakuan umumnya menjadi pusat perhatian dalam pikiran mereka sendiri.

Namun, tuntutan yang mungkin dibuat oleh seorang narsisis pada pasangan hubungan seringkali melampaui emosional. Narsisis sering memilih pasangan hubungan yang memiliki keterampilan, kualitas, atau aset yang mereka inginkan, karena mereka mungkin merasa bahwa mereka entah bagaimana dapat memiliki kecantikan, kekayaan, prestasi, atau status pasangan. Banyak narsisis, bagaimanapun, tidak dapat melakukan tugas sehari-hari yang diperlukan untuk berfungsi dengan baik di masyarakat. Mereka akan sering mengandalkan pasangan, teman, atau kerabat untuk memenuhi kebutuhan praktis ini.