Apa itu Hot-Dip Galvanizing?

Hot-dip galvanizing adalah proses yang melibatkan pelapisan logam seperti baja dan besi dengan lapisan tipis seng. Karena seng lebih mudah berinteraksi dengan oksigen daripada besi atau baja, seng akan cenderung terkorosi terlebih dahulu dan melindungi logam di bawahnya. Galvanisasi hot-dip biasanya merupakan proses beberapa langkah yang membutuhkan benda kerja logam untuk difluks dalam seng amonium klorida cair atau encer sebelum lapisan seng terikat padanya. Lapisan seng murni kemudian berubah menjadi seng oksida ketika terkena oksigen, dan akhirnya seng karbonat setelah terpapar karbon dioksida. Proses serupa lainnya adalah elektrogalvanisasi, yang merupakan metode pelapisan listrik yang menyimpan lapisan seng yang lebih tipis.

Sejarah hot-dip galvanizing berasal dari tahun 1700-an, ketika prosesnya pertama kali dijelaskan. Itu kemudian disempurnakan pada 1800-an, saat itulah prosedur fluks modern pertama kali diperkenalkan. Proses hot-dip galvanizing awal ini melibatkan pembersihan benda kerja besi dengan asam sulfat, dan kemudian menggunakan amonium klorida sebagai bahan fluks, yang merupakan metode yang bertahan hingga saat ini.

Galvanisasi hot-dip modern menggunakan larutan berair atau lapisan cair amonium klorida untuk melakukan langkah fluks. Ini diperlukan untuk menyiapkan benda kerja besi atau baja untuk galvanisasi. Ketika larutan berair digunakan, biasanya disimpan dalam tangki fluks terpisah. Amonium klorida cair biasanya disuspensikan di atas bak seng murni, sehingga proses fluks terjadi ketika benda kerja ditempatkan ke dalam bak untuk menggembleng.

Proses galvanisasi hot-dip secara efektif mengikat lapisan seng ke permukaan benda kerja besi atau baja. Setiap benda kerja jadi dapat sedikit berbeda dalam susunan fisiknya, meskipun biasanya memiliki lapisan luar seng murni, diikuti oleh lapisan paduan seng-besi, dan kemudian substrat yang terdiri dari besi atau baja. Lapisan seng murni biasanya akan berubah menjadi seng oksida setelah terkena oksigen, setelah itu akan terkena karbon dioksida untuk membuat seng karbonat.

Besi dan baja sama-sama mengalami korosi dengan adanya oksigen, yang merupakan proses yang mengarah pada pembentukan karat. Hal ini dapat dicegah dengan melapisi objek dalam seng, karena seng agak lebih reaktif terhadap oksigen daripada besi atau baja. Pembentukan seng oksida dan seng karbonat pada bagian luar benda kerja logam biasanya berubah warna menjadi abu-abu matte, tetapi logam di bawahnya tidak rusak. Objek yang dirawat dengan hot-dip galvanizing cenderung bertahan lebih lama ketika terkena elemen, dan mereka bahkan dapat dilas jika perawatan ekstra dilakukan dengan adanya asap seng yang dihasilkan.