Homeostasis energi menggambarkan kemampuan semua makhluk hidup untuk mempertahankan stabilitas fungsi internal. Sebagian besar makhluk hidup membutuhkan kondisi internal tertentu untuk bertahan hidup. Beberapa faktor ini termasuk suhu internal, pH tubuh, laju metabolisme, dan energi yang dikeluarkan versus energi yang dikonsumsi. Banyak tumbuhan dan hewan, termasuk manusia, memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda untuk melestarikan homeostasis energi. Ada juga beberapa cara agar manusia dapat membantu tubuh mereka tetap seimbang.
Dalam keadaan yang paling menguntungkan, jumlah energi yang dikeluarkan suatu organisme akan sama dengan jumlah yang dibutuhkannya. Rumus sederhana untuk menggambarkan hal ini adalah sebagai berikut: Intake Energi = Energi yang Dikeluarkan + Energi yang Disimpan. Formula ini menggambarkan bahwa setiap organisme, ketika seimbang sempurna, akan segera menggantikan energi yang dikeluarkan dengan makanan yang kemudian disimpan. Homeostasis energi yang sempurna adalah siklus yang tidak pernah berakhir. Sayangnya, keadaan lingkungan dan makanan yang tersedia biasanya tidak mendukung siklus energi yang sempurna.
Mempertahankan homeostasis energi internal seringkali membutuhkan organisme untuk beradaptasi. Jika tidak, mereka mati. Reptil, misalnya, berdarah dingin, yang berarti mereka tidak dapat mengatur suhu tubuh mereka sendiri. Mereka harus berpindah dari tempat teduh ke matahari untuk menyeimbangkan homeostasis internal mereka. Kebanyakan reptil juga hidup di iklim tropis, sub-tropis, atau gurun. Mereka yang ditempatkan di iklim yang sangat dingin tidak dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang tiba-tiba dan binasa.
Makhluk berdarah panas biasanya tidak memiliki masalah ini. Mereka lebih mudah beradaptasi dan biasanya dapat hidup di daerah dengan perubahan musim. Hewan berbulu, misalnya, menumbuhkan lapisan bawah bulu yang tebal dan makan dengan rakus untuk mengenakan lapisan lemak penyekat selama cuaca dingin. Melalui perubahan ini, suhu internal mereka dapat dipertahankan. Manusia biasanya beradaptasi melalui teknologi isolasi pakaian, perapian, dan sistem pemanas rumah. Dengan kata lain, mereka menciptakan lingkungan mikro yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Tanaman sering mempertahankan homeostasis energi melalui jumlah nutrisi yang mereka pilih untuk diambil. Selama musim semi, mereka menyerap nutrisi pada tingkat yang sangat tinggi, tumbuh sangat cepat untuk menghasilkan bunga yang nantinya akan menyebarkan spesies mereka. Selama musim panas, mereka tumbuh lebih lambat, memusatkan energi untuk menghasilkan buah. Musim gugur menandakan bahwa tanaman harus mulai memfokuskan energi ke dalam. Dalam periode cuaca yang lebih dingin, mereka mempertahankan homeostasis melalui pertumbuhan di bawah tanah, menggunakan nutrisi untuk memperluas sistem akar mereka ke tanah yang lebih hangat dan kaya nutrisi.
Asupan nutrisi juga memainkan peran besar dalam homeostasis energi. Dalam situasi yang ideal, jumlah nutrisi yang dikonsumsi akan sama dengan jumlah energi yang dikeluarkan organisme. Selama situasi di mana hal ini tidak memungkinkan, organisme sering kali menjaga keseimbangan dengan menyimpan energi berlebih setiap kali nutrisi diambil. Hal ini umumnya terjadi ketika hewan bersiap untuk hibernasi atau ketika organisme tidak dapat mengonsumsi nutrisi berkualitas baik.