Hipotiroidisme adalah gangguan tiroid yang disebabkan oleh rendahnya kadar hormon tiroid yang bersirkulasi. Hipotiroidisme sentral adalah subtipe dari gangguan tiroid ini, yang melibatkan hipotalamus atau kelenjar hipofisis daripada kelenjar tiroid. Seperti bentuk hipotiroidisme lainnya, hipotiroidisme sentral ditandai dengan penambahan berat badan, intoleransi terhadap dingin, penurunan keringat, kulit kasar, rambut rontok, kelelahan, dan kelemahan. Identifikasi yang benar dan diagnosis hipotiroidisme sentral dari bentuk lain sangat penting dalam terapi, dan dilakukan melalui tes laboratorium dan pencitraan.
Pengaturan sekresi hormon tiroid dilakukan melalui pensinyalan endokrin di jalur yang disebut sumbu hipotalamus-hipofisis-tiroid. Pertama, hipotalamus melepaskan hormon yang disebut thyrotropin-releasing hormone (TRH). Ketika zat ini mencapai kelenjar pituitari, sel-sel yang disebut tirotrof mengeluarkan hormon lain yang disebut hormon perangsang tiroid (TSH) ke dalam aliran darah. Darah kemudian membawa TSH ke kelenjar tiroid, yang juga disebut organ target.
Jumlah TSH menentukan seberapa banyak kelenjar tiroid dirangsang. Tingkat produksi TSH yang tepat akan menyebabkan tingkat sekresi T3 dan T4 yang cukup. Hormon-hormon ini, terutama T3, penting dalam menjaga proses metabolisme tubuh. Jika hormon-hormon ini disekresikan pada tingkat yang tidak memadai, proses metabolisme melambat, menyebabkan gejala hipotiroidisme.
Hipotalamus dan kelenjar pituitari dianggap sentral karena dua alasan. Pertama, mereka adalah bagian dari otak. Kedua, mereka paling atas dalam hierarki sistem endokrin karena mereka memberikan sinyal stimulasi ke kelenjar endokrin seperti tiroid, adrenal, ovarium, dan testis. Oleh karena itu, bila terjadi defek pada jalur pensinyalan karena gangguan fungsi hipotalamus dan kelenjar hipofisis, terjadi hipotiroidisme sentral.
Klasifikasi sekunder dan tersier dari hipotiroidisme sentral juga didiagnosis. Bentuk sekunder terjadi bila hanya kelenjar hipofisis yang terpengaruh, sedangkan bentuk tersier terjadi bila hanya hipotalamus yang terpengaruh. Sebaliknya, hipotiroidisme karena penyakit tiroid, seperti tiroiditis Hashimoto, adenoma tiroid, atau kanker tiroid, disebut hipotiroidisme primer atau perifer.
Penyebab hipotiroidisme sentral termasuk adenoma hipofisis dan tumor otak yang menekan hipotalamus. Obat-obatan, seperti dopamin atau lithium, juga dapat menyebabkan penyakit ini dengan menghambat fungsi hipotalamus. Cedera traumatis atau kurangnya suplai darah ke otak juga dapat menyebabkan kondisi ini.
Tes darah untuk menentukan kadar TSH dan hormon tiroid adalah langkah pertama dalam mendiagnosis hipotiroidisme sentral. Jika dokter mengetahui bahwa TSH rendah atau normal dan kadar T3 dan T4 berkurang, ia akan mencurigai penyebab sentral. Tes pencitraan, seperti computed tomography (CT) atau magnetic resonance imaging (MRI), kemudian dilakukan.
Pengobatan hipotiroidisme sentral tergantung pada penyebabnya. Jika penyebabnya adalah tumor atau adenoma, operasi pengangkatan lebih disukai. Di sisi lain, jika suatu obat menyebabkan kondisi tersebut, dapat diberikan dalam dosis yang lebih rendah atau asupannya dapat dihentikan. Langkah-langkah ini, bagaimanapun, mungkin tidak mengembalikan fungsi hipotalamus atau kelenjar pituitari. Dalam hal ini levothyroxine, hormon tiroid sintetis, diresepkan.