Hipotesis Bumi Langka mengklaim bahwa Bumi itu langka, dan hanya sedikit planet yang dapat mendukung kehidupan yang kompleks. Hipotesis Bumi Langka bertentangan dengan prinsip biasa-biasa saja, yang mengasumsikan bahwa Bumi harus menjadi planet yang khas, karena seharusnya tidak ada yang istimewa tentang manusia atau Bumi. Banyak argumen untuk hipotesis Bumi Langka telah diajukan, untuk menjelaskan mengapa Bumi itu unik; beberapa analisis menunjukkan bahwa Bumi adalah satu-satunya planet yang mampu mendukung kehidupan kompleks di Bima Sakti, atau bahkan seluruh alam semesta yang terlihat.
Pendukung hipotesis Bumi Langka menunjukkan daftar panjang kondisi yang diperlukan untuk mengembangkan kehidupan yang kompleks di Bumi. Abiogenesis, penciptaan kehidupan, membutuhkan kaldu agar bahan kimia organik dapat bereaksi, yang pada gilirannya membutuhkan sejumlah besar air. Tidak ada planet selain Bumi yang diketahui memiliki air cair dalam jumlah yang signifikan, dan beberapa planet memiliki suhu yang tepat agar air tetap cair; jika planet ini terlalu panas, air akan mendidih ke luar angkasa, dan planet yang dingin akan membuat semua airnya membeku.
Perkembangan kehidupan yang kompleks juga mengharuskan planet ini untuk dilindungi dari bahaya seperti radiasi kosmik, kondisi cuaca ekstrem, dan dampak asteroid. Menurut hipotesis Bumi Langka, Bumi mungkin sangat beruntung dalam hal ini. Planet luar Jupiter memiliki medan gravitasi yang cukup kuat untuk membelokkan jalur komet menuju tata surya bagian dalam dan Bumi. Ukuran Bulan yang luar biasa besar memungkinkannya menstabilkan poros Bumi, menjaga pola iklim tetap stabil, dan geologi Bumi memberinya medan magnet yang kuat, membantu membelokkan proton berenergi tinggi dan radiasi kosmik bermuatan lainnya. Tidak mungkin planet acak mana pun, bahkan jika memiliki air cair, akan memiliki semua perisai ini untuk mencegah peristiwa kepunahan.
Hipotesis Bumi Langka tetap kontroversial, dan banyak ilmuwan telah menunjukkan bahwa lingkungan tipe Bumi mungkin bukan satu-satunya yang dapat mendukung kehidupan. Bahkan jika evolusi kehidupan yang kompleks jarang terjadi, galaksi Bima Sakti saja mengandung lebih dari seratus miliar bintang, memberikan banyak peluang bagi kehidupan untuk berevolusi. Misi luar angkasa di masa depan, yang dirancang untuk mengamati planet ekstrasurya secara langsung, dapat membantu menjawab beberapa pertanyaan ini dengan mengukur kelayakhunian sejumlah besar planet yang mengorbit bintang yang dekat dengan Matahari.