Apa itu Hidup Hijau?

Individu yang sadar lingkungan sering memilih untuk mengikuti jalan yang ramah lingkungan dalam hidup. Gaya hidup ini biasa dikenal dengan istilah green living atau hidup berkelanjutan. Hidup hijau melibatkan pengurangan jejak karbon seseorang, atau, lebih umum, membuat dampak sekecil mungkin pada lingkungan alam.

Hidup hijau mempromosikan gaya hidup ramah lingkungan di tiga bidang utama: mengurangi limbah fisik, membatasi konsumsi energi, dan mencari sarana transportasi yang lebih hijau. Sementara ketiga area tersebut sama pentingnya bagi orang-orang yang menganut gaya hidup hijau, area tersebut tidak memiliki pijakan yang sama di mata publik. Misalnya, transisi massal dari bahan bakar fosil ke sumber energi terbarukan akan menjadi tugas yang menakutkan dan mahal bagi negara mana pun. Untuk melakukannya hampir pasti akan menemui perlawanan publik. Langkah-langkah kecil yang dapat ditindaklanjuti – seperti mengurangi limbah fisik dalam kehidupan sehari-hari – lebih mudah dicerna, lebih layak, dan dengan demikian memiliki lebih banyak daya tarik massal.

Misalnya, pada Maret 2002, pemerintah Irlandia memberlakukan pajak 15 sen untuk semua kantong belanja plastik. Selama periode 17 bulan setelah diberlakukannya pajak, penggunaan kantong plastik turun 95 persen karena konsumen beralih ke tas belanja yang dapat digunakan kembali. Sejak itu, negara-negara lain mengikuti contoh mereka, dan pada 1 Januari 2010, Washington, DC menjadi kota pertama di Amerika Serikat (AS) yang menerapkan kebijakan serupa.

Berbagai perusahaan juga telah berhasil menerapkan perubahan kebijakan yang diarahkan untuk mengurangi limbah fisik dengan sedikit protes publik. Misalnya, pada tahun 2008, Deer Park meluncurkan Botol Eco-Shape yang konon menggunakan plastik 30 persen lebih sedikit daripada botol pesaingnya. Sementara itu, produsen video game Microsoft dan Nintendo telah memperkenalkan kasing game ramah lingkungan. Beberapa kritikus menganggap perubahan kebijakan semacam itu tidak lebih dari sekadar teknik pemasaran, karena ada opsi ramah lingkungan yang lebih jelas seperti mengisi ulang botol yang dapat digunakan kembali daripada membeli air kemasan.

Hidup berkelanjutan hanyalah salah satu bagian dari gerakan lingkungan yang lebih besar. Misalnya, gaya hidup green living sangat erat kaitannya dengan gaya hidup Locavore. Locavores hanya makan makanan yang tumbuh dalam radius 100 mil untuk alasan ekonomi dan lingkungan. Di sisi ekonomi, makan lokal mendukung petani daerah. Makan lokal cocok dengan gaya hidup hijau karena produk sering menempuh jarak ratusan atau ribuan mil sebelum berakhir di rak supermarket. Produk yang ditanam secara lokal tidak memerlukan pengeluaran bahan bakar yang besar dan dengan demikian memiliki jejak karbon yang lebih kecil.