Apa itu Heteroglosia?

Heteroglossia adalah gagasan bahwa berbagai bentuk bahasa dapat eksis dalam satu teks kohesif. Ini adalah kasus untuk beberapa jenis komunikasi teks, tetapi tidak untuk yang lain. Misalnya, biasanya tidak pantas untuk sebuah tulisan teknis, rencana bisnis, pemberitahuan publik untuk memasukkan lebih dari satu dialek atau jenis bahasa. Jenis teks umum yang dapat mencakup lebih dari satu bentuk linguistik atau dialek sebagian besar adalah karya fiksi, termasuk novel, drama, dan cerita pendek.

Istilah heteroglossia dapat ditelusuri kembali ke ahli bahasa Rusia bernama Mikhail Bakhtin. Bakhtin menunjukkan pentingnya novel dan bentuk penulisan fiksi lainnya yang memiliki banyak dialek atau bentuk bahasa yang bercampur menjadi satu. Sebuah karya Bakhtin pada tahun 1930-an, yang judulnya diterjemahkan menjadi “wacana tentang novel”, menunjukkan beberapa cara heteroglossia dapat berdampak pada komunikasi.

Satu teori mengenai heteroglossia adalah bahwa banyak dialek atau suara dalam sebuah narasi dapat bekerja dengan atau melawan satu sama lain dengan cara tertentu. Kontras antara suara-suara ini, menurut banyak ahli sastra, adalah bagian dari apa yang menciptakan makna dalam sebuah novel atau karya seni serupa. Akademisi yang merenungkan atau mempelajari ide ini dapat memberikan banyak contoh berbeda tentang bagaimana penggunaan suara yang berbeda ini dapat memberikan wawasan kepada pembaca tentang konteks politik, budaya, dan sosial dari karya tersebut.

Dalam mengidentifikasi fenomena linguistik ini dalam fiksi, siswa harus memulai dengan narasi mahatahu. Narasi ini tidak boleh berubah dari satu bagian teks ke bagian berikutnya dalam hal suara atau dialek. Dalam narasi yang lebih besar ini, suara-suara lain muncul, terutama sebagai suara karakter individu. Bahkan satu karakter dapat memiliki lebih dari satu dialek atau suara, sesuai dengan niatnya. Heteroglosia dalam fiksi cenderung menonjolkan penggunaan berbagai bentuk bahasa dalam masyarakat yang menggunakan cara formal atau informal untuk memanggil, dialek lokal atau regional, atau perubahan bahasa lainnya karena alasan agama, budaya, atau sosial.

Salah satu aspek heteroglossia adalah bahwa menggunakannya dengan benar membutuhkan beberapa keterampilan dan pengetahuan dari pihak penulis. Ketika penulis gagal menggunakan heteroglossia dengan cara yang benar secara teknis, banyak efek novel atau tulisan mulai rusak, dan bahkan mungkin menyinggung; misalnya, upaya yang kurang teliti atau berlebihan dalam mereproduksi pidato dialektis dapat ditafsirkan oleh beberapa orang sebagai tanda prasangka. Menggunakan heteroglossia secara efektif, bagaimanapun, adalah bagian dari tugas penulis yang lebih besar untuk memberikan konteks yang realistis dan otentik bagi pembaca.