Apa itu Hakama?

Hakama adalah jenis pakaian Jepang yang dapat dirancang baik sebagai celana panjang lantai, seperti kulot, atau sebagai rok panjang berlipit. Hakama diikat di pinggang dengan ikat pinggang yang dirancang khusus dan melebar di bagian ujungnya. Mereka secara tradisional terbuat dari sutra dan biasanya dikenakan di atas kimono, yang diselipkan di pinggang.

Hakama mungkin memiliki kaki yang terbagi seperti celana, atau mungkin tidak terbagi seperti rok. Kedua gaya memiliki tujuh lipatan—dua di belakang dan lima diatur secara asimetris di bagian depan. Sisi hakama terbelah dari pinggang ke pinggul, membagi ikat pinggang menjadi dua bagian. Setiap bagian memiliki ikat pinggang di kedua sisi untuk mengamankannya di bagian depan dan belakang pinggang. Pinggang belakang juga memiliki panel kaku yang memanjang beberapa inci ke arah batang tubuh bagian atas.

Teknik mengikat sabuk berbeda untuk pria dan wanita. Untuk pria, ikat pinggang diikat menjadi busur ganda yang rumit di bagian depan. Untuk wanita, ikat pinggang diikat dengan simpul sederhana. Teknik pelipatan khusus juga diperlukan untuk mempertahankan lipatannya saat hakama disimpan.

Untuk pria, hakama formal biasanya terbuat dari sutra bergaris hitam atau abu-abu tebal. Yang dirancang untuk wanita biasanya datang dalam warna gelap dan solid, dengan pengecualian hakama merah cerah yang dikenakan oleh wanita yang merawat kuil Shinto di Jepang. Gaya wanita untuk acara-acara khusus juga dapat menampilkan bunga bordir di ujung dan pinggang. Aksesori Hakama termasuk pakaian dalam putih, kimono panjang penuh, dan sepasang kaus kaki berujung terbelah. Dalam cuaca yang lebih dingin, tunik pendek seperti kimono juga dapat dikenakan sebagai pakaian luar.

Hakama dipakai terutama oleh pria untuk upacara resmi dan acara formal, termasuk pernikahan, pemakaman, dan upacara minum teh. Hakama adalah pakaian tradisional untuk pendeta yang tinggal di kuil Shinto di seluruh Jepang. Mereka juga dipakai untuk latihan memanah dan untuk seni bela diri seperti kendo, karate, dan aikido. Wanita memakainya hanya untuk acara dan kegiatan tertentu, seperti upacara kelulusan dan olahraga tradisional Jepang.

Hakama berasal dari era feodal Jepang, ketika pertama kali dipakai sebagai pakaian pelindung saat menunggang kuda. Ini kemudian menjadi keharusan bagi bangsawan dan prajurit samurai di istana shogun. Hakama versi pedesaan juga dikenakan oleh petani dan penebang kayu.