Hadis adalah kumpulan pernyataan dan tindakan Nabi Muhammad ditambah dengan pernyataan dan tindakan para sahabatnya. Mereka diyakini telah dikumpulkan mulai 150 tahun setelah kematian Muhammad pada 632 M, dan itu adalah dasar yurisprudensi untuk hukum Islam atau Syariah. Untuk mulai memahami Islam, seseorang harus memahami bagian mana yang menyusun sebuah hadits, bagaimana ia diklasifikasikan, dan bagaimana ia dilegitimasi untuk membentuk Syariah.
Ada dua bagian hadits. Bagian pertama adalah matn, yaitu isi atau teks khusus dari pernyataan dan tindakan Muhammad dan para sahabatnya. Bagian kedua adalah isnad, yang merupakan catatan mata rantai perawi sepanjang perjalanan kembali ke Muhammad, mirip dengan silsilah keluarga. Meskipun isnad yang mengandung garis keturunan Muhammad lebih berbobot, seseorang tidak harus berhubungan dengan Muhammad untuk menjadi seorang perawi.
Muslim mengklasifikasikan hadits dalam empat kategori berbeda. Tiga kategori pertama merujuk secara khusus kepada Muhammad. Awl adalah transmisi pernyataan Muhammad, fi’lia adalah transmisi perbuatan atau tindakan Muhammad, dan taqrir adalah tindakan atau perbuatan para sahabat Nabi atau orang lain yang telah disetujui Muhammad. Kategori klasifikasi keempat adalah qudsi, yaitu sabda Nabi yang diilhami oleh Allah, yang tidak tercatat dalam Al-Qur’an.
Setelah sebuah hadits menjalani analisis kritis, itu menjadi otentik, memberikan legitimasi kepada Syariah dengan menawarkan bukti hukum. Prosesnya dimulai ketika cendekiawan Muslim menyelesaikan pemeriksaan menyeluruh terhadap isnad. Mereka mencari informasi tentang pemancar dan transmisi dan memeriksa matn dalam konteks sejarah. Setelah analisis selesai, hadits tersebut diberi peringkat sebagai sahih (asli), hasan (baik), da’if (lemah), dan mawdu atau batil (palsu). Jika sebuah hadits ditemukan sahih atau hasan, itu dapat diterima sebagai Syariah.
Selain menawarkan bukti hukum Syariah, otentikasi dan interpretasi hadits memiliki pengaruh signifikan pada berbagai sekte Islam. Setiap sekte Islam memandang koleksi yang berbeda sebagai koleksi yang sah. Mereka memutuskan ucapan mana yang harus dipercaya dan mana yang tidak bisa diandalkan. Hadis juga diperiksa terhadap Al-Qur’an dan setiap pernyataan yang bertentangan dengan Al-Qur’an dibuang.
Muslim menganggap Al-Qur’an Firman Ilahi Allah, dan itu di atas segalanya dalam Islam. Hadis adalah yang kedua dengan orang percaya mempercayai kata-kata dan perbuatan Muhammad, sehingga membantu untuk memberikan suplementasi dan klarifikasi Al-Qur’an. Ini memberikan kepada umat Islam sebuah jendela untuk melihat cara hidup Nabi dan menawarkan contoh dari apa yang dia lakukan atau katakan sehingga mereka dapat mengikuti jejaknya.