Apa itu Guncangan Permintaan?

Guncangan permintaan adalah istilah ekonomi yang mengacu pada perubahan mendadak dalam tingkat permintaan untuk pembelian produk atau properti tertentu. Peristiwa ini mungkin timbul dari beberapa faktor. Mereka mungkin termasuk ketidaksesuaian antara tingkat keinginan publik untuk suatu barang versus persediaan yang tersedia, perubahan undang-undang pajak, dan pembiayaan yang tersedia jika biaya barang melebihi kapasitas kebanyakan orang untuk membeli barang tersebut dengan uang tunai. Pemicu potensial lain dari kejutan permintaan mungkin liputan media yang merangsang keinginan publik untuk suatu barang.

Istilah “tingkat permintaan” menggambarkan hubungan antara produk yang tersedia dengan jumlah konsumen yang menginginkan produk tersebut, memiliki kapasitas untuk membelinya, dan berniat untuk segera membelinya. Ketiga faktor tersebut biasanya terlibat dalam memicu kejutan permintaan. Misalnya, jutaan orang mungkin ingin membeli gadget teknologi baru, dan mungkin juga memiliki kapasitas untuk membeli barang tersebut. Jika sebagian besar menunggu untuk membelinya pada musim tertentu, seperti hari libur besar, kejutan permintaan kemungkinan akan terjadi. Tanpa faktor tambahan dari musim pemberian hadiah, permintaan kemungkinan akan tersebar lebih merata selama periode waktu tertentu.

Faktor-faktor yang memicu kejutan permintaan sangat bervariasi dan tidak selalu dapat diprediksi, seperti dalam kasus mode. Misalnya, jika mainan baru yang populer menarik perhatian konsumen dan keinginan untuk memiliki produk menjadi kuat, permintaan akan produk tersebut akan meningkat tajam, menghasilkan ayunan ke atas yang tiba-tiba dalam kurva permintaan. Ketika permintaan diplot terhadap penawaran pada grafik dua dimensi, menghasilkan garis yang bisa lurus atau melengkung, yang merupakan asal dari istilah “kurva permintaan.”

Penyebab utama kurva permintaan adalah ketika produksi yang direncanakan dari suatu barang tidak sesuai dengan permintaan publik selama periode waktu tertentu. Terlalu sedikit produksi suatu barang dapat mengakibatkan kejutan permintaan yang positif, sedangkan produksi yang berlebihan dapat mengakibatkan kejutan permintaan yang negatif. Keduanya menghadirkan kesulitan bagi produsen. Kasus pertama biasanya mengakibatkan hilangnya peluang untuk menjual produk ketika keinginan konsumen kuat. Dalam keadaan kedua, produsen harus membayar lebih dari yang diantisipasi untuk menyimpan atau melikuidasi persediaan yang tidak terjual.

Perubahan undang-undang perpajakan dapat digunakan untuk memanipulasi tingkat produksi, terutama jika terjadi guncangan permintaan negatif. Misalnya, jika terlalu banyak rumah didirikan dalam hiruk-pikuk real estat spekulatif, seperti yang terjadi selama krisis hipotek subprime AS pada pertengahan hingga akhir 2000-an, pembuat undang-undang dapat mengesahkan undang-undang yang memberikan insentif pajak untuk memperbaiki ketidakseimbangan. Barang-barang mewah dapat dikenakan pajak dengan tarif yang lebih tinggi selama masa-masa makmur, karena kenaikan pajak selama masa-masa itu biasanya tidak akan berdampak negatif pada penjualan. Liputan media mungkin juga memiliki dampak yang kuat pada guncangan permintaan, karena konsumen menerima umpan balik dari cerita media dan sering memasukkan informasi tersebut ke dalam keputusan pembelian.