Apa itu Gladiator?

Gladiator adalah pejuang profesional di Roma Kuno yang berpartisipasi dalam pertarungan terorganisir untuk tujuan hiburan publik. Perkelahian ini biasanya dipentaskan di arena besar dengan penonton yang besar, dan dalam pengertian modern, orang terkadang menggunakan istilah “gladiator” untuk menggambarkan seseorang yang bertarung dengan gigih dan habis-habisan untuk sesuatu di depan penonton. Berkat sejumlah film populer yang menampilkan gladiator, ada beberapa minat publik dalam praktik kuno ini, bersama dengan sejumlah kesalahpahaman tentang gladiator.

Gladiator di Roma bisa datang dari beberapa sumber. Banyak dari mereka adalah budak, penjahat yang dihukum, atau tawanan perang, yang semuanya dibeli oleh orang-orang yang berspesialisasi dalam melatih dan mengelola gladiator. Yang lain adalah orang-orang bebas yang berjuang sebagai profesional, dan dalam beberapa kasus, seseorang akan menjual dirinya kepada seorang lanista, atau manajer gladiator, karena kurangnya alternatif. Dan ya, memang ada gladiator wanita, meskipun jumlahnya lebih sedikit daripada pria.

Hari pertarungan gladiator yang dijadwalkan adalah acara besar. Biasanya penonton akan dihibur di arena terlebih dahulu dengan perkelahian hewan dan eksekusi publik, sebelum acara utama, di mana dua pejuang yang sangat terlatih akan saling berhadapan atau menghadapi hewan eksotis dengan berbagai macam senjata. Meskipun sifat pertarungan gladiator itu kejam, kematian sebenarnya relatif jarang; gladiator terlalu mahal untuk dilatih dan dipelihara untuk dibuang di atas ring. Hanya ketika seorang gladiator menunjukkan kepengecutan atau bentuk yang buruk, kematian akan direkomendasikan.

Bukti sejarah menunjukkan bahwa pertarungan gladiator paling awal terjadi sekitar abad ketiga SM, dan asal usul pertarungan ini agak tidak jelas. Pada abad kedua, pertandingan gladiator telah menjadi acara besar di Roma dan sekitarnya, dengan berbagai acara eksotis mengiringi pertarungan utama untuk membuat penonton tetap tertarik. Pada abad keempat M, gladiator sebagian besar telah menghilang dari budaya Romawi.

Posisi gladiator dalam masyarakat Romawi agak menarik. Sementara orang Romawi memandang rendah gladiator sebagai budak, mereka juga dihormati sebagai pejuang yang berbakat dan terampil. Gladiator dibayar untuk pertarungan mereka, dan beberapa akhirnya membeli jalan mereka menuju kebebasan. Banyak gladiator menjadi selebriti, dan bekerja sebagai pengawal setelah masa jabatan mereka di arena selesai. Wanita Romawi khususnya tampaknya memuja gladiator, meskipun ada tabu sosial.