Di Amerika Serikat, gerakan kesederhanaan adalah gerakan sosial abad ke-19 dan awal abad ke-20 yang didedikasikan untuk mendorong pengurangan atau penghapusan konsumsi minuman beralkohol di negara tersebut. Gerakan ini terdiri dari berbagai kelompok sosial, politik dan agama yang bersatu dalam keyakinan mereka bahwa Amerika Serikat akan menjadi bangsa yang lebih baik, dalam berbagai cara, jika orang menahan diri dari minum alkohol. Upaya gerakan tersebut menghasilkan pelarangan alkohol antara tahun 1920 dan 1933.
Selama awal abad ke-19, segmen yang berkembang dari populasi Amerika percaya bahwa populasi negara tersebut terkena dampak negatif dari konsumsi alkohol. Konsumsi alkohol dilihat oleh banyak orang sebagai kekuatan destruktif yang menyebabkan disintegrasi keluarga; menyebabkan masalah di tempat kerja, pengangguran, tunawisma; dan menyebabkan meningkatnya kekerasan dan kejahatan. Para pemimpin agama, yang merupakan bagian terbesar dari gerakan tersebut, juga menganggap penggunaan alkohol sebagai aktivitas berdosa yang menyebabkan kemerosotan moral baik dari para pengunjung gereja maupun masyarakat Amerika secara keseluruhan.
Gerakan pertarakan awalnya dimulai sebagai upaya untuk mendorong masyarakat untuk mengurangi atau menahan diri dari mengkonsumsi minuman beralkohol, namun seiring berjalannya waktu, penekanannya meluas dari mengecilkan konsumsi alkohol menjadi menganjurkan larangan penjualan, konsumsi, dan produksi alkohol melalui undang-undang. Pada pertengahan 1800-an, beberapa negara bagian mengesahkan undang-undang larangan; meskipun semua negara bagian ini mencabut undang-undang tersebut pada akhir tahun 1860-an. Pada akhir 1800-an, gerakan ini kembali terkenal karena kelompok-kelompok seperti Women’s Christian Temperance Union dan Liga Anti-Saloon membawa perhatian nasional yang meningkat pada masalah larangan alkohol. Kedua organisasi ini membawa pengaruh politik dan sosial yang signifikan dan, bersama dengan kelompok kesederhanaan lainnya, membantu memilih kandidat dari kedua partai politik besar yang mendukung larangan alkohol di Amerika Serikat.
Larangan alkohol dikodifikasikan dengan ratifikasi Amendemen Kedelapan Belas Konstitusi Amerika Serikat pada tahun 1919 dan pengesahan Volstead Act pada tahun 1920. Sayangnya bagi para pendukung gerakan kesederhanaan, larangan alkohol tampaknya tidak memberikan hasil yang positif. yang diharapkan dan, pada kenyataannya, mengakibatkan sejumlah konsekuensi negatif yang tidak diinginkan. Penyebab utamanya adalah peningkatan tingkat kejahatan secara keseluruhan dan aktivitas kejahatan terorganisir. Perusahaan kejahatan terorganisir, seperti yang dipimpin oleh Al Capone yang terkenal di Chicago, Illinois, mendapat untung besar melalui penjualan alkohol di pasar gelap. Sentimen publik di Amerika Serikat berbalik menentang larangan alkohol dan Amandemen Kedelapan Belas Konstitusi dicabut dengan ratifikasi Amandemen Kedua Puluh Satu Konstitusi pada tahun 1933.