Apa itu Gerakan Hak Sipil?

Gerakan hak-hak sipil dapat merujuk pada beberapa peristiwa, aksi politik, protes, dan kampanye di seluruh dunia yang bekerja menuju kesetaraan di antara orang-orang tertentu, tetapi paling sering mengacu pada gerakan hak-hak sipil di Amerika Serikat. Sebagian besar peristiwa yang terkait dengan gerakan hak-hak sipil terjadi antara tahun 1950 dan awal 1990-an, meskipun perjuangan untuk persamaan hak terus berlanjut selama beberapa dekade. Orang Afrika-Amerika berjuang untuk persamaan hak selama beberapa dekade ini, dan beberapa pemimpin dan peristiwa penting terjadi selama tahun-tahun ini untuk mempromosikan dan pada akhirnya mencapai persamaan hak, meskipun perjuangan masih tetap ada.

Para pemimpin seperti Martin Luther King, Jr. sangat penting bagi keberhasilan dan dorongan gerakan hak-hak sipil. Dia bekerja untuk mengakhiri diskriminasi terhadap orang Afrika-Amerika di Amerika Serikat, khususnya di Deep South di mana rasisme telah mengakar. Gerakan hak-hak sipil juga bertujuan untuk memberikan hak pilih di antara orang Afrika-Amerika. Metode King melibatkan protes damai, tanpa kekerasan dan pidato berapi-api yang dimaksudkan untuk mengumpulkan massa. Pengaruhnya sangat penting bagi keberhasilan sebagian gerakan, meskipun ia dibunuh sebelum dapat menuai sebagian besar keuntungannya sendiri.

Sementara gerakan ini terutama terjadi pada pertengahan hingga akhir abad ke-20, akar dari gerakan ini dapat ditelusuri kembali ke Perang Saudara dan bahkan jauh lebih awal. Perbudakan di Amerika Serikat adalah hal yang umum dan diterima sepanjang sejarah negara itu, dan orang Afrika-Amerika diberikan sedikit atau tidak ada hak sama sekali. Selama Perang Sipil, budak diizinkan untuk mendaftar di Union Army, sehingga memberi mereka kebebasan dari perbudakan. Hal ini menyebabkan keretakan besar di negara yang berlangsung selama lebih dari satu abad, dan meskipun budak diberikan kebebasan, mereka masih tidak memiliki hak yang sama seperti orang kulit putih Amerika.

Kekerasan meningkat dengan maraknya segregasi, pemisahan antara kulit putih dan kulit hitam dalam masyarakat. Orang Afrika-Amerika tidak diizinkan menggunakan kamar mandi, air mancur, atau bahkan bagian transportasi umum yang sama dengan orang kulit putih. Kejahatan terhadap orang Afrika-Amerika meningkat terutama di selatan, dan desegregasi hanya menyebabkan lebih banyak kekerasan dan retorika yang menghasut. Gerakan hak-hak sipil terus berlanjut meskipun ada kekerasan, dan akhirnya undang-undang disahkan untuk menghapus segregasi dan untuk memastikan hak pilih di antara orang Afrika-Amerika. Sekolah yang sebelumnya dianggap hanya kulit putih sekarang menerima siswa Afrika-Amerika. Diskriminasi di tempat kerja perlahan mulai menghilang, dan praktik kontroversial seperti tindakan afirmatif diberlakukan untuk memberikan kesempatan yang sama bagi orang Afrika-Amerika untuk pekerjaan.