Apa itu Gelembung Perumahan?

Gelembung perumahan adalah situasi di mana ada peningkatan permintaan untuk real estat, terutama perumahan, yang sering dibuat melalui cara-cara buatan, seperti penurunan suku bunga. Gelembung perumahan dapat menyebabkan masa ledakan ekonomi, tetapi juga dapat berakhir pada masa kesulitan ekonomi. Kuncinya adalah memahami apa yang menciptakan gelembung, cara terbaik untuk memeranginya, dan cara mengurangi dampak apa pun darinya.

Salah satu alasan utama terjadinya gelembung perumahan adalah karena keinginan bank nasional, seperti Federal Reserve di Amerika Serikat, untuk menurunkan suku bunga guna memacu perekonomian. Ini menciptakan minat beberapa orang untuk membeli real estat karena menjadi lebih murah untuk memperoleh real estat itu. Karena itu, permintaan naik. Selain itu, praktik pembalikan rumah, di mana rumah dibeli untuk keuntungan jangka pendek, dan pasar semakin meningkat oleh permintaan buatan. Saat permintaan meningkat, harga meningkat — jauh lebih banyak, dalam beberapa kasus, daripada yang dapat dianggap sebagai nilai pasar wajar.

Gelembung perumahan tidak hanya dapat menciptakan waktu ekonomi yang baik untuk pasar real estat, tetapi juga dapat terbawa ke area lain. Ini dapat membantu perusahaan konstruksi, produsen peralatan rumah tangga, elektronik dan produk lainnya, dan memasukkan sejumlah besar uang ke dalam perekonomian secara keseluruhan. Dengan cara ini, dapat menciptakan situasi yang baik bagi perekonomian dalam beberapa cara yang berbeda, tetapi ini kemungkinan merupakan situasi jangka pendek.

Akhir dari gelembung perumahan biasanya terjadi ketika suku bunga dinaikkan, yang harus terjadi jika ada negara yang ingin beroperasi tanpa melumpuhkan inflasi. Para bankir sering menyebut suku bunga yang sangat rendah sebagai “uang murah”. Oleh karena itu, ketika uang itu menjadi lebih mahal untuk dipinjam, ada lebih sedikit permintaan untuk rumah. Dengan demikian, pasar perumahan mulai melambat.

Begitu pasar perumahan mulai melambat, ada beberapa hal yang mulai terjadi. Yang pertama adalah permintaan hipotek baru mulai turun, diikuti dengan cepat oleh penjualan perumahan — baik rumah baru maupun rumah yang sudah ada. Beberapa rumah baru, yang dibangun berdasarkan spekulasi selama gelembung, akan kosong. Setelah mereka cukup melambat, penurunan harga akan terjadi karena lebih banyak penjual berharap bahwa harga yang lebih rendah akan mendorong pembeli potensial.

Sama seperti ada saat-saat yang sangat menyenangkan dalam gelembung perumahan, akan ada saat-saat yang sangat sulit ketika gelembung itu pecah. Namun, akhir dari gelembung kemungkinan akan melihat pasar kembali ke ekuilibrium. Harga akan kembali ke nilai pasar yang wajar dan kemudian mulai naik secara bertahap ke atas.