Apa itu Gaya Solenoid?

Istilah “gaya solenoida” mengacu pada beban yang dapat didorong, ditarik, atau ditahan oleh solenoida ketika diberi energi. Kebanyakan solenoida adalah linier, dalam hal ini gaya solenoida diterapkan dalam gerakan linier. Dalam kasus solenoida putar, mekanisme ratcheting putar digunakan sebagai pengganti jangkar linier. Banyak faktor yang berbeda dapat mempengaruhi gaya solenoida, termasuk desain kumparan, tingkat arus listrik, dan seberapa jauh jangkar perlu bergerak setiap kali diberi energi. Peningkatan suhu biasanya menghasilkan pengurangan gaya solenoida, seperti halnya peningkatan panjang langkah.

Solenoida adalah transduser elektromekanis yang mampu mengubah energi listrik menjadi gerak linier atau putar. Mereka biasanya terdiri dari kumparan elektromagnetik stasioner dan siput logam bergerak, yang disebut sebagai angker. Ketika kumparan elektromagnetik diberi energi, ia menghasilkan medan magnet yang menyebabkan angker bergerak. Pergerakan angker menghasilkan gaya yang memungkinkan solenoida untuk mengaktifkan relai elektronik, membuka katup mekanis, atau melakukan pekerjaan serupa lainnya. Solenoid ditemukan dalam segala hal mulai dari injektor bahan bakar hingga mesin pinball.

Ada tiga jenis gaya utama yang dapat dihasilkan oleh solenoida ketika diberi energi, meskipun beberapa solenoida melakukan lebih dari satu fungsi. Gaya dorong dicapai ketika angker memaksa batang dorong untuk memperpanjang dan memindahkan beban menjauh dari solenoida. Kebalikan dari itu adalah gaya tarik, yang dicapai ketika angker menarik dan menarik beban ke dalam. Tahan gaya adalah jenis ketiga, dan memungkinkan solenoida untuk menahan gerakan apa pun ketika beban eksternal menarik atau mendorong.

Sejumlah faktor berbeda dapat berkontribusi pada tingkat gaya yang dapat dihasilkan oleh solenoida. Desain koil elektromagnetik adalah faktor utama, karena itu menentukan ukuran medan elektromagnetik. Dalam nada yang sama, ukuran jangkar dan jumlah listrik yang digunakan untuk memberi energi pada kumparan juga dapat berpengaruh. Faktor penting lainnya yang melekat dalam desain solenoida adalah panjang langkah, atau seberapa jauh angker perlu bergerak. Untuk mencapai gaya solenoida setinggi mungkin, solenoida sering dirancang dengan panjang langkah terpendek yang layak.

Mungkin juga faktor eksternal, seperti suhu, mempengaruhi gaya solenoida. Temperatur yang lebih tinggi biasanya dikaitkan dengan pengurangan gaya solenoida. Karena kumparan solenoida juga memanas ketika diberi energi, sebagian besar unit memiliki suhu stabil maksimum di mana mereka dinilai. Suhu itu biasanya menjadi faktor dalam suhu lingkungan, dan peningkatan yang terkait dengan koil berenergi. Setelah suhu stabil terlampaui, gaya solenoida dapat berkurang hingga 65%.