Apa itu Gastritis Atrofi?

Perut menyimpan dan mencerna makanan, tetapi gastritis atrofi mengganggu fungsi normalnya. Kondisi pencernaan menyebabkan peradangan pada lapisan lambung. Seiring dengan faktor gaya hidup lainnya, infeksi bakteri biasanya menyebabkan gastritis atrofi. Gejala tampaknya tidak ada pada beberapa pasien, sementara yang lain mungkin mengalami penyakit atau ketidaknyamanan. Berbagai pilihan pengobatan membantu meringankan gejala gastritis atrofi. Metode pencegahan juga dapat mencegah gastritis atrofi.

Gastritis atrofi berkembang selama beberapa tahun, terutama jika seseorang sudah menderita gastritis kronis. Bentuk kronis gastritis menyebabkan iritasi lambung akibat infeksi bakteri H. pylori atau kondisi medis lainnya seperti refluks empedu. Konsumsi alkohol jangka panjang atau obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) juga dilaporkan menyebabkan gastritis kronis. Iritasi kronis juga menyebabkan peradangan, yang dalam jangka panjang menyebabkan atrofi pada lapisan lambung. Atrofi, atau pengecilan lapisan lambung, menunjukkan bahwa gastritis telah mencapai tahap atrofi.

Bakteri H. pylori paling sering berkontribusi pada pembentukan gastritis atrofi. Kuman merusak lapisan lendir yang melindungi lambung dan menyebabkan asam lambung menargetkan lapisan lambung. Ulkus peptikum sering terjadi, yang seiring waktu berkembang menjadi gastritis atrofi.

Beberapa yang terkena gangguan pencernaan tidak merasakan gejala, terutama pada tahap awal. Orang lain mungkin mengalami gejala seperti sakit perut, penurunan berat badan, mual, dan muntah. Pasien juga dapat mengalami komplikasi yang lebih serius termasuk anemia pernisiosa, suatu kondisi yang mencegah saluran gastrointestinal (GI) menyerap vitamin B12 dengan baik. Menurut sumber medis, anemia pernisiosa berkontribusi terhadap demensia dan meningkatkan risiko stroke jika pasien menghindari pengobatan. Apakah gejalanya tidak ada, ringan, atau parah, gastritis atrofi pada akhirnya dapat menyebabkan sakit maag atau kanker lambung, terutama jika pasien tidak mengikuti metode pengobatan atau pencegahan.

Sebagian besar pilihan pengobatan bekerja untuk menghilangkan infeksi H. pylori dan membalikkan gejala radang lambung. Antibiotik dapat memblokir infeksi lebih lanjut. Seorang dokter mungkin juga meresepkan inhibitor pompa proton, bersama dengan dua jenis antibiotik, untuk membantu membunuh bakteri yang menyebabkan kondisi perut. Obat pelapis perut, seperti bismut subsalisilat, melindungi lapisan lambung dan usus kecil serta menghilangkan infeksi. Beberapa pasien mungkin juga memerlukan suntikan vitamin B12 untuk mencegah anemia pernisiosa.

Tindakan pencegahan tertentu dapat membantu beberapa orang menghindari atau mengurangi peradangan lambung atau gangguan terkait lainnya. Sumber medis merekomendasikan untuk menghindari iritasi seperti kafein, alkohol, makanan pedas, atau rokok. Makan makanan kecil juga memudahkan masalah pencernaan. Alih-alih mengonsumsi NSAID, dokter menyarankan untuk mengonsumsi asetaminofen untuk melindungi lapisan perut. Mencuci tangan secara teratur juga membantu menangkal bakteri H. pylori yang menyebabkan gastritis.