Apa itu Gas Alam Cair?

Liquefied natural gas (LNG) adalah gas alam yang telah diubah menjadi cair. Proses ini dilakukan karena zat lebih mudah diangkut atau disimpan dalam bentuk cair daripada dalam bentuk gas. Gas alam diubah menjadi gas alam cair dalam proses yang mencakup penghilangan kontaminan diikuti dengan pendinginan. Proses likuifaksi dilakukan di sebuah plant yang berisi mesin-mesin proses yang disebut sebagai LNG train. Sebuah pabrik tunggal biasanya berisi beberapa rangkaian LNG, masing-masing mampu melakukan semua langkah yang terkait dengan konversi gas alam menjadi cair.

Gas alam terutama terdiri dari metana, tetapi juga mengandung sedikit karbon dioksida, air, merkuri, dan hidrogen sulfida, serta debu dan senyawa organik lainnya. Untuk mengubah gas menjadi cairan, semua kontaminan ini harus dihilangkan, karena mempersulit proses pencairan.

Setelah kontaminan dihilangkan, gas didinginkan secara bertahap untuk mengubahnya menjadi cairan. Pada -260 derajat Fahrenheit (-126.6 derajat Celcius), gas mengembun menjadi gas alam cair. Pada suhu ini, cairan mengembun menjadi sekitar 1/600 volume gas. Pengurangan volume yang signifikan ini berarti jauh lebih hemat biaya untuk mengangkut gas dalam bentuk cair. Hal ini terutama berlaku di lokasi di mana jaringan pipa gas alam tidak ada.

Gas alam cair diangkut dalam kapal tanker jalan kriogenik atau kapal pengangkut laut kriogenik. Istilah kriogenik mengacu pada fakta bahwa bejana-bejana ini dilengkapi untuk mempertahankan suhu yang menjaga cairan gas. Kapal yang mengangkut gas cair dibangun dengan lambung ganda untuk mengurangi risiko kerusakan lambung yang dapat menyebabkan kebocoran. Kapal berlabuh di terminal LNG, yang telah dibangun khusus untuk menangani kapal pengangkut gas alam cair. Terminal ada di Afrika, Asia, Amerika Utara dan Selatan, Australia, dan sejumlah negara Eropa.

Ada beberapa masalah keselamatan dan lingkungan yang terkait dengan konversi, penyimpanan, dan pengangkutan gas alam dalam bentuk cair. Salah satu yang paling mendesak adalah sejumlah besar karbon dioksida dilepaskan ketika gas alam diekstraksi, dan ketika diubah menjadi cairan. Kilang LNG juga melepaskan nitrogen oksida dan partikulat di udara, yang memperburuk gejala penyakit pernapasan seperti asma dan bronkitis.

Masalah lain adalah bahwa gas alam mudah terbakar, bahkan dalam bentuk cair. Cairan itu sendiri tidak dapat terbakar, tetapi jika cairan mulai menguap dan bercampur dengan udara, gas yang dihasilkan mudah terbakar. Meskipun tidak pernah ada kecelakaan serius terkait LNG di atas kapal pengangkut, ada sejumlah kecelakaan di kilang LNG, termasuk di Amerika Serikat dan Aljazair. Banyak kecelakaan seperti itu terjadi karena ledakan gas atau gas cair yang menguap selama proses konversi.