Apa itu Game Kognitif?

Permainan kognitif adalah permainan dan latihan yang dirancang untuk membantu orang meningkatkan kognisi. Game-game ini dapat digunakan dalam banyak pengaturan yang berbeda. Anak-anak terkadang dihadapkan pada permainan kognitif untuk merangsang pembelajaran dan untuk mempersiapkan mereka menghadapi lingkungan kelas, misalnya, sementara permainan tersebut dapat digunakan dengan korban stroke, cedera otak traumatis, dan peristiwa neurologis lainnya untuk membantu pemulihan. Beberapa orang juga hanya menikmati permainan kognitif sebagai kegiatan rekreasi yang juga dapat bermanfaat bagi pikiran.

Permainan ini sangat beragam sifatnya. Kognisi, proses berpikir, membutuhkan aktivitas di berbagai wilayah otak saat otak merespons rangsangan dan memproses informasi. Permainan kognitif seharusnya melakukan hal-hal seperti meningkatkan refleks, membantu orang belajar, mempromosikan pemikiran kritis, dan membantu orang dengan asosiasi pola. Sebuah permainan kognitif juga dapat digunakan untuk membantu seseorang belajar bahasa asing, menghafal materi, atau melakukan kegiatan lain yang berhubungan dengan pembelajaran.

Apakah permainan kognitif benar-benar bermanfaat atau tidak masih menjadi perdebatan. Kebenaran mungkin terletak di suatu tempat di tengah; tidak semua game yang diberi label “permainan kognitif” benar-benar merangsang kognisi, tetapi game kognitif juga tidak sepenuhnya tidak berguna. Bekerja dengan beberapa permainan tampaknya meningkatkan kognisi dalam beberapa penelitian, dan beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa orang yang berbeda merespons secara berbeda. Sebuah permainan berat pada rangsangan visual, misalnya, dapat meningkatkan kognisi pada satu orang dan tidak melakukan apa pun untuk orang lain.

Contoh permainan kognitif termasuk permainan komputer, latihan di komputer, kartu flash, permainan papan, teka-teki fisik, dan beberapa aktivitas fisik. Salah satu keuntungan dari permainan kognitif adalah bahwa mereka dapat disesuaikan dengan individu, yang dapat menjadi sangat penting ketika mereka digunakan dalam pengaturan terapeutik. Seorang korban stroke dengan gangguan penglihatan, misalnya, mungkin mendapat manfaat dari permainan dan aktivitas yang diarahkan oleh terapis yang merangsang indera lainnya, sementara anak kecil yang tidak suka duduk diam mungkin menyukai aktivitas fisik seperti teka-teki, yang juga dapat meningkatkan keterampilan motorik halus. selain mengaktifkan area otak yang terlibat dalam pemecahan masalah.

Klaim yang dibuat pada kemasan permainan kognitif cukup tidak dapat diandalkan. Profesional seperti ahli saraf dan psikolog perkembangan mungkin memiliki rekomendasi untuk permainan tertentu yang menurut mereka bermanfaat. Permainan ini dapat mencakup kegiatan yang tidak memerlukan pembelian produk, seperti membuat mnemonik di rumah dengan anak kecil untuk membantu anak belajar dan memproses materi yang dipelajari di kelas.