Apa Itu Gambar yang Distabilkan?

Gambar yang distabilkan adalah gambar yang terpaku pada retina, dan tidak terganggu oleh gerakan mikro mata. Studi pada gambar yang distabilkan menemukan bahwa mereka memudar dari pandangan dan menjadi tidak terlihat, sebuah adaptasi penting yang memberikan informasi menarik tentang persepsi visual dan fungsi otak. Ilmu di balik gambar yang distabilkan tampaknya kompleks, dan melibatkan sejumlah proses neurologis yang berperan dalam persepsi dan evaluasi informasi.

Salah satu contoh gambar yang distabilkan adalah pembuluh darah mata, yang membentang di antara retina dan pupil mata. Pembuluh darah ini harus terlihat sebagai benang kusut dalam penglihatan karena mereka mengganggu aliran cahaya ke mata dan seharusnya memberikan bayangan pada retina. Sebenarnya bukan ini masalahnya; orang tidak melihat pembuluh darah mereka kecuali cahaya yang sangat terang menyinari mata dan menggeser bayangan.

Otak telah beradaptasi dengan jelas pada pembuluh darah di mata untuk membuatnya tidak terlihat selama penglihatan normal, untuk tujuan memperjelas penglihatan. Gambar-gambar yang distabilkan ini bergerak dengan mata ketika bergerak karena pembuluh darah berada di dalam mata, dan dengan demikian tetap relatif terhadap retina. Studi tentang gambar yang distabilkan dapat menggunakan sejumlah teknik untuk mengeksplorasi persepsi dan menguji teori tentang bagaimana fenomena ini bekerja. Mekanisme di baliknya terletak pada pusat pemrosesan visual otak, yang menyaring informasi yang dikirim sepanjang saraf optik untuk menciptakan gambar yang bermakna.

Salah satu pilihannya adalah membuat subjek menatap gambar, menahan mata mereka. Gerakan mikro yang tidak disengaja yang terjadi secara otomatis tidak akan mempengaruhi gambar. Menggunakan sesuatu seperti titik gelap yang diproyeksikan di tengah awan abu-abu tanpa tepi yang jelas, peneliti dapat menunjukkan bahwa memegang mata masih memungkinkan awan abu-abu memudar, hanya menyisakan titik di belakang. Siswa yang belajar tentang persepsi visual dapat melakukan latihan seperti ini untuk mempelajari cara kerja gambar yang distabilkan.

Dalam eksperimen yang lebih ekstensif, subjek dapat mengenakan tutup kepala khusus yang memproyeksikan gambar dan mendeteksi gerakan mata untuk menggerakkan gambar dengan mata. Gambar yang distabilkan akan hilang dari pandangan saat mata menyesuaikan dan menyesuaikannya. Fenomena ini menunjukkan bahwa penglihatan jauh lebih kompleks daripada sekadar memproses cahaya yang mengenai retina. Otak belajar untuk mengabaikan informasi tetap, menganggapnya tidak relevan, dan menggunakan taktik seperti deteksi tepi untuk memberikan informasi yang berarti tentang suatu objek.