Fungsi produksi berkaitan dengan hubungan antara output bisnis dan jumlah input yang terlibat dalam operasi bisnis yang sedang berlangsung. Biasanya, dua faktor utama relevan dengan penggunaan modal dan tenaga kerja dalam mengejar tingkat produksi yang paling efisien. Faktor produksi lain mungkin juga ada, tergantung pada sifat perusahaan yang terlibat, termasuk tanah, bahan mentah, dan teknologi.
Konsep fungsi produksi difokuskan pada evaluasi bagaimana sumber daya yang masuk ke perusahaan berdampak pada output bisnis itu dalam periode waktu yang ditentukan. Untuk tujuan ini, fokusnya kurang pada perilaku ekonomi perusahaan dan lebih pada apa yang dilakukan dengan sumber daya yang ada. Mengevaluasi setiap aspek dari siklus produksi dapat memiliki efek mengurangi pemborosan, yang pada gilirannya mengurangi biaya operasional dan memungkinkan untuk memperoleh lebih banyak keuntungan dari setiap unit yang dijual, memberikan manfaat ekonomi. Meskipun penting bagi kehidupan bisnis, hasil ekonomi ini dianggap sebagai manfaat sampingan dari fungsi produksi.
Dalam lingkup fungsi produksi, idenya adalah untuk memahami bagaimana setiap input berkontribusi pada upaya produksi perusahaan secara keseluruhan. Melakukannya memungkinkan untuk mengidentifikasi sumber daya yang saat ini memberikan manfaat marjinal, tetapi dapat dimanfaatkan lebih efisien dan menghasilkan manfaat yang lebih besar dalam hal meningkatkan output perusahaan. Kadang-kadang, ini mungkin berarti penggantian teknologi lama dengan peralatan yang lebih baru, atau mungkin mendesain ulang proses produksi itu sendiri untuk mengambil keuntungan yang lebih baik dari input atau sumber daya tersebut. Bahkan sesuatu yang sederhana seperti menggabungkan tugas atau menghilangkan langkah-langkah yang tidak memberikan manfaat nyata dapat terjadi karena pertimbangan yang cermat dari setiap fungsi produksi.
Bisnis dari semua jenis dan ukuran bisa mendapatkan keuntungan dari pertimbangan fungsi produksi. Meskipun proses dasarnya dapat diterapkan pada pengaturan manufaktur, ide umumnya bekerja sama baiknya dengan perusahaan yang menyediakan berbagai jenis layanan. Karena idenya adalah untuk menentukan apakah input sumber daya menghasilkan tingkat output yang wajar, konsep tersebut dapat digunakan dengan bisnis ritel kecil untuk secara efektif merencanakan jadwal kerja untuk karyawan per jam, serta menentukan tata letak lantai produksi untuk perusahaan besar. Yang diperlukan hanyalah mengidentifikasi input yang terlibat, membandingkan input tersebut dengan output saat ini, dan mengidentifikasi cara yang memungkinkan untuk mencapai keseimbangan yang lebih adil di antara keduanya.